Jayapura, Topikpapua.com – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, Jonathan Kambu mengaku sejak bulan Mei hingga awal Juli 2022 terdapat 37 orang di kabupaten Asmat yang terkonfirnasi Demam Berdarah (DBD). Satu anak berusia 8 tahun dilaporkan meninggal dunia.
“Ada peningkatan kasus DBD di Asmat, hingga kini sudah 37 orang yang terpapar dan 1 orang anak sudah meninggal dunia, ini statusnya sudah masuk KLB” ungkap Jonathan saat dihubungi Redaksi Topik, Senin (4/7/2022).
Menurutnya kasus DBD di Asmat mulai ditemukan sejak tanggal 4 Mei 2022, “Awalnya hanya dua kasus, trus sempat menghilang, nanti di pertengahan Juni ada kasus baru lagi dan makin meningkat jumlahnya hingga akhir Juni,” jelas Jonathan.
Jonathan menjelaskan bila penyebab utama meningkatnya jumlah pasien DBD di Asmat karena curah hujan dalam dua bulan terakhir terbilang tinggi.
“Kemudian untuk tindakan metigasi pencegahan dan penanganan ketika kasus ini mulai terdeteksi sebenarnya sudah kita lakukan secara maksimal, hanya saja kita kekurangan ketersediaan logistik khususnya untuk cairan pembasmi nyamuk dewasa,” beber Jonathan.
Dijelaskan Jonathan bila stok cairan pembasmi nyamuk dewasa untuk voging di Asmat sangat terbatas, sementara untuk mendatangkannya dari Timika hanya bisa dikirim dengan pesawat Herkules.
“itu tidak bisa di kirim oleh pesawat reguler, harus lewat herkules, cuman jadwal herkules di kita tidak pasti,” ujarnya.
Diakui Jonathan untuk mendapatkan cairan pembasmi nyamuk dewasa untuk Voging dari Timika mereka harus menunggu hingga dua minggu.
” Saat ini kami juga masih menunggu pengiriman dari provinsi papua, pada perinsipnya provinsi sudah oke, tinggal berkomunikasi saja,” tambah Jonathan menjelaskan bila saat ini ketersediaan voging telah cukup.
“Sejak ada kiriman dari Timika, kita langsung bergerak, ada yang membagikan selebaran tata cara penanggulangan DBD ke rumah warga, yang lainnya lakukan pengasapan di tempat-trmpat yg terduga penderita DBD,” jelas Jonathan.
Diakui Jonathan sejak pihaknya terus melakukan voging, kasus DBD terus menurun.
“Kita berdoa semoga kasus ini tidak naik lagi, sejak tanggal 1 juli baru 1 kasus, tanggal 2 , ada 2 kasus tapi angkanya tidak naik signifikan seperti pada tanggal 29 Juni lalu, ya semoga itu sudah puncaknya,” harap Jonathan.
Selain keterlambatan cairan untuk voging, Jonathan juga membeberkan alasan lain yang menyebabkan cepatnya proses penyebaran DBD di Asmat.
“Kita di Asmat, khususnya di Distrik Agats inikan penduduknya terbilang padat, jadi nyamuk sangat mudah bermigrasi dari satu tempat ke tempat yg lain karna rumah disinikan berdekatan,” ungkap nya.
Selain itu, lanjut Jonathan,” kita juga tidak bisa melakukan pembasmian pada jentik nyamuknya, karena tidak mungkin kita masukan serbuk pembasmi jentik kedalam penampungan air karena di Asmat ini kekurangan air, yang ditampung biasanya hanya air untuk keperluan minum,” jelasnya.
Sehingga yang bisa dilakukan saat ini hanya berjuang untuk memberantas nyamuk dewasa dengan voging. (Redaksi Topik)