Inspiratif! Guru Matematika di Biak Manfaatkan Metode Sosiodrama di Sekolah

oleh

Biak, Topikpapua.com, – Menjadi seorang guru di daerah 3 T (Terluar, Terdepan dan Tertinggal) memiliki tantangan tersendiri. Dibutuhkan inovasi dalam menyampaikan materi pelajaran agar para siswa/wi bukan hanya mampu menerima materi tersebut tapi juga menyukai materi yang disampaikan.

Adalah Dian Hapsari Gustifani, S. Pd seorang guru yang mengabdi di SMA Negeri 1 Biak Timur yang menerapkan metode unik dalam menyampaikan materi pelajaean matematika.

“Menurut beberapa peserta didik saya , mereka beranggapan bahwa matematika sulit untuk dipahami atau dan salah faktornya adalah guru yang menjelaskan di kelas tidak ramah dan masih menggunakan metode pembelajaran konvensional kepada mereka,sehingga mereka tidak tertarik dan merasa jenuh dengan mata pelajaran tersebut,” ungkap Dian kepada Redaksi Topik.

Menurut Dian, dirinya memberanikan diri untuk mengubah sudut pandang tentang mata pelajaran matematika menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan kini dicintai oleh para peserta didiknya.

“Agar tujuan saya bisa terwujudkan, Saya bersinergi dengan salah satu Komunitas Kebudayaan di Kabupaten Biak Numfor yaitu “Parang Art Studio” yang dipelopori oleh Melianus Imbiri. Dengan memanfaatkan Boneka Seni Papua dan Kearifan Lokal Khas Biak,” Jelas Dian.

Menurutnya, metode yang digunakan adalah memadukan metode pembelajaran Sosiodrama pada materi Barisan dan Deret untuk mewujudkan Kurikulum Merdeka.” Jadi sistimnya saya ajak bermain peran (sosiodrama) yang merupakan salah satu metode pembelajaran yang berbentuk dengan memainkan peran guna memecahkan masalah-masalah kontekstual atau dalam kehidupan sosial sehari-hari. Sehingga peserta didik dapat mengilustrasikan dan proaktif dalam menerapkan permasalahan kontekstual yang dikaitkan dengan materi Barisan dan Deret pada mata pelajaran matematika,” beber Dian.

“Metode nya sosiodrama (bermain peran) contohnya, peserta didik melakukan jual beli pinang, sayur, buah atau barang lainnya di Pasar. Yang dimana tumpukan pinang atau sayur tersebut merupakan salah satu contoh penerapan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi Barisan dan Deret. Dengan menggunakan boneka Papua, peserta didik juga dapat mengenal ragam kebudayaan di Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua,” jelasnya.

Tidak cukup sampai disitu, guru yang sehari-sehari mengajar di Distrik Oridek tersebut selalu berusaha mencari cara agar peserta didiknya selalu betah dan senang dengan mata pelajaran matematika.

“Saya juga memanfaatkan platform teknologi digital lainnya seperti Canva, Thinglink, dan Genially. Walaupun jaringan listrik dan internet menjadi hambatan proses pembelajaran namun saya selalu bersemangat dalam memberikan ilmu kepada peserta didik agar tidak tertinggal dengan peserta didik yang sekolah di perkotaan,” ungkap Dian.

Dengan memanfaatkan platform teknologi digital yaitu Canva, Thinglink, dan Genially, ia membuat media pembelajaran interaktif dengan konsep permainan (game) yang menggunakan asset-aset gambar dengan tema kearifan local seperti burung cenderawasih, noken papua, karakter yang mengenakan baju adat papua, dan tifa papua.

Harapannya pada pembelajaran dengan Memanfaatkan Boneka Seni Papua Dan Kearifan Lokal Khas Biak Dalam Metode Pembelajaran Sosiodrama Pada Materi Barisan Dan Deret Untuk Mewujudkan Kurikulum Merdeka dapat bermanfaat dan menginspirasi guru-guru hebat se-Nusantara. (Redaksi Topik)

No More Posts Available.

No more pages to load.