Jayapura, Topikpapua.com, – Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw mengungkapkan bila teror di kabupaten Intan Jaya yang hingga kini belum juga usai merupakan akumulasi kekecewaaan sekelompok masyarakat yang sudah tersimpan sejak pelaksanaan Pilkada 2017.
“Saya lihat mereka (Pemkab) terkendala, Intan Jaya itu kemungkinan besar ada rentetannya dengan Pilkada, karena ada amarah kekecewaan yang memang tersimpan di dalam sanubari masyarakat Intan Jaya, saya paham itu,” ujar Paulus kepada pers di Jayapura, Senin (15/02/21).
Baca Juga : Lagi.., Prajurit TNI Gugur Tertembak KKSB di Intan Jaya
Menurut Paulus, Saat Pilkada 2017 di Intan Jaya, terjadi serangkaian aksi kekerasan dari kelompok masyarakat tertentu yang melakukan pembakaran terhadap beberapa fasilitas pemerintahan, bahkan mereka juga sempat menduduki Bandara Bilogai.
“Tapi itu sudah lalu, saya pikir pemerintahan yang sekarang sedang mencoba merangkul mereka-mereka yang jadi saingan saat Pilkada, tapi mungkin ada bagian yang belum sehingga kelompok ini terus memunculkan amarah-amarah itu,” Jelas Paulus.
Menurut Irjen Paulus, sejak terpilih, Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni telah berupaya merangkul para pesaingnya saat Pilkada untuk sama-sama membangun daerah yang terletak di ketinggian 2.200 mdpl tersebut.
Baca Juga : Kapolda Papua Ungkap Identitas Penembak Warga sipil di Intan Jaya
Kapolda Paulus juga meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua dan Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) untuk ikut serta menangani konflik di Intan Jaya.
“Kami berharap tidak hanya Bupati yang menangani, harus ada peran dari DPRP, Pemprov Papua, turun dong.., datang dan ajak (masyarakat) bicara, kalau kami aparat yang bicara, masyarakat sudah apriori dan kemudian pendekatannya pasti dengan imbauan, tapi kalau tidak mau pasti kami jalankan peran dan fungsi kami, karena buktinya anggota jadi korban terus,” beber Paulus.
Baca Juga : Bupati Natalis : Saya dan PNS di Ancam KKB, Kapolda : Kami Butuh Fasilitas
Dari data yang dikeluarkan Polda Papua, selama 2020, KKB beraksi sebanyak 49 kali di tujuh kabupaten.
Yang terbanyak terjadi di Intan Jaya sebanyak 23 kali, lalu Mimika 9 kali, Nduga 8 kali, Pegunungan Bintang 6 kali dan Keerom 1 kali.
Dari aksi-aksi tersebut, total ada 17 orang yang tewas karena ulah KKB. 12 orang diantaranya merupakan warga sipil, 4 anggota TNI dan 1 polisi.
Sementara itu di tahun 2021 ini konflik di kabupaten Intan Jaya kembali terjadi, Terakhir, Prada Ginanjar, Anggota Yonif 400 Raider harus gugur dalam kontak senjata antara aparat keamanan dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Senin (15/02/2021) pagi. (Redaksi Topik)