Kemkominfo Ajak Masyarakat Turut Memerangi Hoaks

oleh
Kemkominfo ajak masuarakat memerangi hoaks/ist

Jayapura, Topikpapua.com, – Informasi bohong atau hoaks menjadi ancaman nyata di tengah perkembangan teknologi informasi. Hoaks yang disebarkan dapat memberikan informasi yang menyesatkan dan dapat menyebabkan disintegrasi bangsa. Oleh karena itu, pemerintah mengajak masyarakat untuk memerangi hoaks.

Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Bambang Gunawan yang diwakili oleh Koordinator Informasi dan Komunikasi Hukum dan HAM, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Filmon Leonard Warouw mengungkapkan hal tersebut dalam Pertunjukan Rakyat dengan tajuk ‘Cerdas Memilah Informasi, Waspada Hoaks’, Selasa (30/8) malam di Stasiun TVRI Papua.

Acara itu juga menghadirkan dua narasumber lain yakni Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Jayapura, Sri Wijayanti dan Content Creator Papua, Jeni Karay.

Penyebaran hoaks pada era ini seakan memiliki jalan tol seiring pesatnya perkembangan teknologi informasi. Hal ini karena masyarakat semakin terkoneksi dengan dunia maya. Terlebih sejak pandemi COVID-19, intensitas penggunaan internet dan layanan digital meningkat tajam. Dengan begitu, keberadaan hoaks menjadi ancaman serius di samping keamanan siber, data pribadi, dan konten negatif.

Filmon Leonard Warouw memaparkan beberapa ciri berita hoaks yang mudah dikenali oleh publik. Ciri pertama dapat dilihat dari judul yang cenderung provokatif hingga menimbulkan ketakutan di masyarakat. Bahkan terkadang, hoaks juga menimbulkan rasa bahagia yang berlebihan, permusuhan, dan kebencian.

Ciri selanjutnya, imbuh Filmon Leonard Warouw, ialah sumber informasi yang tidak jelas. Seringkali, informasi tersebut tidak mencantumkan narasumber serta ditulis dengan bahasa bombastis atau berlebihan. Ciri lain yang kerap ditemui ialah penggunaan foto atau video yang tidak relevan dengan isi.

“Pemerintah membutuhkan partisipasi masyarakat maupun komunitas untuk bersama-sama memerangi hoaks,” tandas Filmon Leonard Warouw.

Upaya pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam menangkal hoaks pun tidak pernah berhenti. Pemerintah telah melakukan penanganan terhadap 1,6 juta konten yang melanggar peraturan di berbagai situs.

Selain pemutusan akses, peningkatan literasi digital juga terus dilakukan sebagai modal utama dalam menangkal konten negatif maupun informasi hoaks yang masih beredar. “Konten yang diblokir tersebut meliputi situs bermuatan negatif, pornografi, perjudian dan mengandung hoaks,” katanya.

Oleh karena itu, masyarakat serta komunitas turut memegang peran strategis, terutama dalam memberikan edukasi kepada orang sekitar. Partisipasi juga dapat dilakukan dengan melaporkan hoaks melalui kanal aduankonten.id.

“Ketika menemukan hoaks dari aplikasi perpesanan WhatsApp misalnya, harus berani mengatakan jika itu tidak benar. Tentu dengan mengecek terlebih dulu sumber-sumber dan data-datanya. Keberanian untuk mengatakan bahwa [informasi] itu tidak benar bertujuan supaya hoax tidak semakin menyebar,” papar Filmon Leonard Warouw.

Sementara, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Jayapura, Sri Wijayanti menilai masyarakat Jayapura, Papua memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dalam memilah informasi. Dicontohkannya beberapa waktu sebelumnya, informasi berantai yang muncul menyebut ada perekrutan CPNS di Jayapura.

Setelah membaca informasi tersebut, banyak masyarakat lantas mengecek informasi ke Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Jayapura. Langkah masyarakat itu pun bagian dari kroscek ke pihak berkompeten guna memastikan kebenaran informasi yang diterimanya.

“Kesadaran masyarakat untuk selalu melakukan cek dan ricek sangat penting dalam menangkal hoaks dan ini sudah dilakukan oleh masyarakat Jayapura,” jelasnya.

Dirinya juga berpesan agar anak-anak muda mampu bijak dalam memanfaatkan ponsel cerdas. Ketika menerima informasi melalui gawai, mereka perlu mempelajari terlebih dahulu isinya sebelum meneruskan ke pihak lain.

“Ketika informasi tersebut memiliki kadar kebenaran, maka baru layak untuk disebarluaskan. Sebaliknya, ketika ragu akan kebenarannya maka harus dicari sumber faktanya. Kita juga tetap konsisten dalam menyeleksi media-media sosial yang beredar di Jayapura. Jika mengarah yang tidak sesuai kebenaran, kita hentikan,” katanya.

Hal senada diungkapkan Content Creator, Jeni Karay. Menurutnya, judul informasi yang bombastis cenderung memiliki nilai yang negatif dan patut diragukan kebenarannya. Sehingga dirinya mengajak agar tidak terkecoh dengan judul melainkan harus menelaah isinya secara detail.

“Jadilah netizen yang smart, jangan gampangan. Dipikir dulu sebelum share, apakah itu akan memberikan dampak yang bagus atau tidak,” ajaknya.

Dirinya yang berkecimpung di dunia content creator pun mengajak anak-anak muda untuk mengeksplorasi potensi yang ada di tanah Papua baik potensi alam, budaya, maupun kuliner. Hal ini karena banyak ragam potensi di Papua yang belum dikenal oleh publik.

“Jangan membuat konten dari sesuatu yang tidak ada. Tapi mulailah dari yang ada agar dunia luar bisa melihat tanah Papua dengan indah dan damai,” katanya. (Redaksi Topik)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.