Jayapura, Topikpapua.com, – Ketua Dewan West Papua Council Pemerintahan Sementara West Papua ULMWP, Bucktar Tabuni, memberikan klarifikasi tentang pemberitaan dirinya bersama Menteri Urusan Politik ULMWP, Bazoka Logo dan lima simpatisan ULMWP, yang ditangkap aparat di kawasan Kamp Walker Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua, Kamis (24/3/2022).
“Saya perlu meluruskan pemberitaan yang simpang siur tersebut karena berita sudah naik tanpa adanya konfirmasi resmi dari saya,” ujar Bucktar, Jumat (25/3/2022).
Bucktar menjelaskan kronologi yang sebenarnya berawal saat Pemerintah Sementara West Papua ingin melakukan pertemuan internal meminjam kediaman pribadinya sebagai tempat pertemuan.
Saat para undangan belum juga hadir, pihak kepolisian dengan kekuatan penuh menyambangi rumahnya.
“Jadi saya ada duduk dengan adik-adik di dalam rumah. Pas mereka datang, saya sementara komunikasi dengan Pak Kasat, tapi ada satu orang yang mengambil gambar. Saat itu saya marah dan bilang pukul yang ambil gambar itu. Nah, salah satu adik yang temani saya sempat pukul dia,” kata Bucktar.
Ia beralasan menyuruh salah satu adiknya memukul orang yang mengambil gambar tersebut karena dianggap tidak memiliki etika.
“Alasan saya kenapa saya suruh pukul karena cara mereka itu tidak sopan. Kami hargai kapolres bahwa setiap kegiatan dalam huru hara atau demonstrasi, kemudian aparat membubarkan dan pengambilan gambar itu tidak dilarang”.
” Tapi ini datang di rumah saya dan ini privasi saya sebagai hak hidup saya dan seharusnya mereka memberitahukan saya bahwa tujuan mengambil gambar ini untuk apa,” timpal Bucktar.
Karena hal tersebut, Bucktar mengaku emosinya terpancing dan menyuruh melakukan pemukulan.
“Terus terjadi baku adu mulut dan baku pukul. Saat itu polisi jumlahnya lebih banyak dan adik saya menghadapi mereka hanya sendiri. Kemudian saya dan adik-adik lainnya membantu untuk meleraikan agar perkelahian itu bisa dihentikan. Tapi kami malah dikeroyok,” kata Bucktar seraya menunjukan ke arah dahinya yang terkena pukulan.
“Saya juga sempat dicekik leher saya. Sampai mau minum dan telan ludah saja susah,” tambahnya lagi.
Pasca kejadian itu, Bucktar pun meminta Kapolda Papua untuk mendisiplinkan anggotanya di tataran bawah. Menurut dia, pada prinsipnya orang Papua itu sangat tahu etika dan sopan santun.
“Ketika orang lain sopan maka kami juga akan sopan. Tapi cara kemarin itu terlalu berlebihan. Saya pikir saudara kapolda yang adalah orang asli Papua sangat tahu bagaimana orang Papua punya kebiasaan hidup,” bebernya.
Selain mengaku mendapatkan tindakan pemukulan, Bucktar juga kecewa dengan sikap polisi yang membatasi kuasa hukumnya untuk memberikan pendampingan saat ia dan kawan-kawan dibawa ke Mapolresta Jayapura.
“Saya sesalkan itu. Biasanya setiap pemeriksaan saya, saya punya pendampingan (kuasa hukum). Entah itu saya memberikan klarifikasi atau pernyataan, tapi polisi membatasi kuasa hukum kami untuk mendampingi kami. Ini yang saya pertanyakan kenapa seperti itu,” tandasnya.
Sebagaimana berita sebelumnya pada Jumat 24 Maret 2022, Bucktar Tabuni selaku Ketua Dewan West Papua Council Pemerintahan Sementara West Papua ULMWP bersama Menteri Urusan Politik ULMWP Bazoka Logo dan lima simpatisan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) diamankan personel gabungan.
Kapolresta Jayapura Kota Kombes Polisi Gustav Urbinas membenarkan hal tersebut. Gustav menjelaskan, kronologi penangkapan Bucktar Tabuni Cs berawal dari informasi yang diterima kepolisian pada Kamis sekitar 10.30 WIT, Bucktar dan para simpatisan ULMWP tengah melakukan rapat membahas sejumlah agenda antara lain menyikapi sikap parlemen dan Pemerintah Belanda atas sejarah West Papua pada 5 April 2022 di Belanda.
Lanjut Gustav, pada saat personel patroli menyambangi kediaman Bucktar untuk menghimbau agar tidak melakukan rapat tersebut, sempat terjadi perlawanan dari kelompok Bucktar. Bahkan, saat itu satu anggota patroli dikeroyok oleh beberapa oknum yang ada di lokasi tersebut.
“Ya, ada sekitar 10 orang yang melakukan pengroyokan terhadap aparat sehingga pihak kami melakukan pembelaan diri. Saat itu juga ada satu orang lagi anggota kita yang terkena pukulan. Jadi, ada dua anggota yang dipukul,” ungkap Gustav.
Bucktar Cs pun dibawa ke Mapolresta Jayapura untuk dimintai ketarangan. (Redaksi Topik)