Jayapura, Topikpapua.com, – Dua kampung besar di kota jayapura terlibat aksi saling serang di daerah pantai Holtekam kota Jayapura, kamis siang. Akibat peristiwa ini tujuh warga di laporkan terluka dan dua unit mobil rusak.
Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw yang terjun langsung ke lokasi kejadian mengatakan kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 14.oo wit.
“Kejadian ini terjadi siang tadi sekitar pukul 14.00 wit, sudah ada riak-riak ya.., antara dua pihak warga yang mengkleim batas tanah adat, “Kata Kapolda kepada Pers usai meninjau lokasi kejadian, Kamis (10/09/20).
Dijelaskan Kapolda, dua kampung yang bertikai adalah kampung Enggros dengan kampung Nafri, awal pertikaian menurut nya ada pihak yang sudah memberikan patok batas tanah, kemudian pihak yang lain datang mencabut patok itu.
“ Inilah yang membuat awalnya terjadi kesalahpahaman, kemudian terjadi saling pukul dan saling serang yang kemudian mengakibatkan ada yang terluka, “Jelas Kapolda tanpa mengurai pihak mana yang mencabut patok.
Irjen Paulus mengakui hingga kini pihaknya dan juga pihak pemerintah daerah tidak bisa menentukan batas wilayah tanah adat, karena di ketahui daerah holtekam di huni oleh banyak suku di kota jayapura.
“Memang sepanjang jembatan ini sampai ke arah holtekam sana, catatan-catatan persoalan adat yang memang agak sulit untuk kita tengahi, karena kedua belah pihak sama-sama mengklaim, baik suku enggros maupun suku nafri, disini juga ada suku tobati, belum lagi suku skow dan sebagainya, semua punya akses disini, “Beber Kapolda.
Lanjutnya, Kalau di lihat dari tatanan kehidupan adat itu ada yang memiliki kebun, ada yang mencari ikan dan sebagainya, dan ini ada struktur-struktur yang harus diakui, siapa yang pemilik, siapa yang mencari dan siapa yang hidup dengan tanah ini, “dan ini sudah terjadi turun temurun dan mereka sudah saling memahami itu, “Ungkapnya.
Terkait masalah ini Kapolda mengaku akan memangil para tokoh adat, baik dari pihak Enggros maupun pihak suku Nafri.
“Masalah ini biasanya kita akan selesaikan di para-para adat, nanti kami akan coba mediasi antara kedua pihak yang bertikai, kita akan undang para kepala suku, ondoafi, ketua LMA dan juga dari pihak pemerintah daerah agar bisa di selesaikan dengan baik, “Kata Kapolda.
Akibat peristiwa ini jalur jalan raya dari dan ke kota Jayapura – kabupaten Keerom yang melintas jembatan Youtefa sempat di palang massa selama 3 jam lamanya.
Pemalangan di buka setelah Kapolda bernegoisasi dengan warga.
“Tadi saya juga sudah bicara dengan teman-teman dari nafri yang sempat menghalangi jalan ini dan mereka sepakat buka akses namun akan tetap berada di lokasi kejadian karena ada informasi kepala suku mereka juga menjadi korban, “Pungkas Kapolda. (Redaksi Topik)