Kolonel Aidi : Tidak Ada Bom Fosfor di Nduga, Kami Pakai Granat Asap dan Granat Lontar..!!

oleh -69 Dilihat
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf M. Aidi didampingi Kepala Perlengkapan, Kolonel CPL Dwi Soemartono saat memperagakan penggunaan granat asap / Nug

Jayapura, Topikpapua.com, – Beredarnya isyu pemakaian bom fosfor dalam upaya penegakan hukum di distrik Mbua dan Yigi, kabupaten Nduga pasca tragedy pembantaian para pekerja PT. Istaka Karya awal desember lalu membuat Kodam XVII Geram.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf M. Aidi didampingi Kepala Perlengkapan, Kolonel CPL Dwi Soemartono, Rabu (26/12/2018) siang kepada Pers menjelaskan bahwa tuduhan bom yang dimaksudkan oleh kelompok separatis adalah amunisi standar.

“Disini saya klarifikasi bahwa yang mereka bilang bom itu ya ini barangnya, ini namanya granat asap bukan bom,” kata Aidi sembari memperlihatkam gambar dan artikel yang disebarkan oleh Human Right West Papua.

Dengan menyebarkan foto dan nama amunisi yang berbeda, menurut Aidi, kelompok separatis tidak bisa membedakan mana granat , petasan manapula bom. ” kami sangat memaklumi karna mungkin mereka tidak berpendidikan soal ini,” kata Aidi.

Lebih detail terkait amunisi standar itu, Kolonel CPL Dwi Soemartono menjelaskan bahwasanya yang diklaim sebagai bom fosfor tersebut sebetulnya adalah Amunisi berjenis GT-6 AS buatan Pindat.

“ granat asap dan granat lontar ini adalah senjata standar yang di pakai semua pasukan di dunia, khusus untuk granat asap fungsinya sebagai alat isyarat, penanda zona sasaran atau pendaratan, atau penyembunyi pergerakan tentara, “ jelas Kolonel CPL Dwi Soemartono.

Lanjut Dwi, ini merupakan granat tangan asap berbahan selongsong alumunium dan tidak mengandung bahan peledak mematikan. Fungsinya, kata Dwi hanya untuk tabir dengan isian bioteknik berupa bahan kimia yang bereaksi saat pin atau penggalak di buka, maka reaksi dengan udara akan mengeluarkan asap.

“Ini otomatis karena sifat kimianya seperti itu, jadi begitu buka langsung bereaksi dengan udara dengan durasi nyala 2-5 detik dan lama asap kurang lebih 25 detik,” jelas Dwi.

Ada juga MU KAL 40 MM GLM buatan Pindad, USA, Singapura yang biasanya juga digunakan Satgas Pamtas saat Rik Siap Ops. Amunisi in digunakan dengan jarak tembak maksimum 400 meter dengan sudut 45 derajat.

“Nah semua ini masuk dalam kategori senjata standar khusus yang digunakan oleh semua pasukan infantri standar paling rendah, jadi kalau gunakan ini legal karena seluruh dunia gunakan ini,” Pungkas nya. (Nug)

No More Posts Available.

No more pages to load.