“Sempat tak mengenali bila yang di goncengnya adalah Gubernur Papua, sampai di bayar 10 kali lipat dari tarif ojek normal”
Jayapura, Topikpapua.com, – Publik di Papua bahkan di Indonesia hari ini di hebohkan dengan berita di deportasikannya Gubernur Papua, Lukas Enembe yang kedapatan berada di Negara Papua Nugini (PNG) tanpa mengantongi dokumen resmi.
Gubernur Lukas di kabarkan bertolak ke PNG pada hari rabu 31 Maret lalau bersama dua orang kerabatnya. Namun ada cerita menarik dari proses lintas batas secara illegal yang di lakukan Gubernur Lukas.
Bukannya memilih alat transportasi yang biasanya digunakan oleh kebanyakan kepala daerah, Gubernur Lukas malah memilih Ojek motor untuk menyeberang ke PNG, Jalan yang dipilihpun terbilang aneh, yakni lewat jalan tikus.
“Ada tiga orang, sebelum antar, sempat ketiganya jalan kaki yang kemudian saya antar padahal sudah mau dekat dengan tujuan mereka masuk ke PNG,” Kata tukang Ojek yang mengantar rombogan Gubernur Lukas saat di wawancarai sejumlah wartawan di jayapura, Jumat (02/04/21).
Si tukang ojek, Yanto (bukan nama sebenarnya), mengaku sebelum mengantar Gubernur Lukas, ia habis mengantar penumpang ke perbatasan namun kemudian dipanggil seseorang yang saat ini diketahui adalah salah satu kerabat Lukas Enembe, HA.
Oleh HA,Yanto pun diminta mengantar rombongan Lukas Enembe yang berjumlah tiga orang ke perbatasan PNG melalui jalan tikus.
Baca Juga : Menyeberang Secara Ilegal Ke PNG, Gubernur Papua Mengaku Salah
Menurut dia, karena sendiri, saat itu ia memanggil seorang rekan ojeknya untuk membantu mengantar rombongan Gubernur Lukas.
Yanto pun membawa Lukas Enembe dan HA, sedangkan temannya membawa EW, salah satu kerabat Lukas Enembe yang seorang wanita.
Ia mengaku saat itu tidak mengetahui kalau penumpang yang ia bawa adalah seorang Gubernur.
“Waktu sampai di pangkalan ojek ada teman saya bilang, ‘enembe kah?’, saya kurang tahu,” Kata Yanto.
Yanto menyebut rekan sesama tukang ojeknya lah yang kemudian melapor ke Pos Satgas 131 bahwa sepertinya Gubernur Papua Lukas Enembe pergi ke PNG melalui jalan tikus.
Saat mengantar Lukas Enembe dan dua kerabatnya, Yanto juga mengaku diberi bayaran cukup banyak dibanding tarif ojek biasanya.
“Saya di kasih Rp.100.000 padahal biasanya sekali angkut penumpang hanya dua Kina (mata uang PNG) yang kalau di rupiahkan hanya 7000, Namun pada akhirnya saya terima dan berbagi dengan teman,” Pungkas Yanto. (Redaksi Topik)