Sentani, Topikpapua.com, – Paska di tutupnya dua posko induk pengungsian di GOR Toware dan Stadion Bas Youwe, para pengungsi korban banjir bandang dan korban meluapnya air danau sentani tersebar di beberapa titik posko pengungsian.
Hal ini mengakibatkan sulitnya tim kesehatan untuk menjangkau semua titik pengungsian, karena tersebar di seluruh daerah kabupaten Jayapura.
“ Untuk pengungsi banjir bandang yang kini sudah menyebar, sebenarnya kami sudah siapkan dua tim kesehatan yang berkeliling ke posko pengungsian, namun pelayanannya jadi lebih rumit karena penyebarannya lebih banyak,” Ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Khairul Lie, ketika dihubungi Redaksi Topik melalui telepon pada Rabu (10/04/2019). .
Khairul mengaku hingga kini terdata para pengungsi luapan air Danau Sentani dan pegungsi banjir bandang sudah tersebar di 21 kampung, dan kini mulai terserang penyakit Malaria.
Dirinya mengaku, Langkah antisipasi dari Pemerintah Kabupaten Jayapura telah dilakukan namun para pengungsi belum memanfaatkannya dengan baik.
“Kita sudah kasih kelambu cuma mereka tidak pakai. Memang ditempat pengungsian harusnya pasang kelambu, tapi banyak yang tidak pasang,” Beber Khairul.
Untuk pelayanan kesehatan, terang Khairul, ada 4 Puskesmas yang melakukan pelayanan ke wilayah Danau Sentani.
Diakui bila ada beberapa jenis penyakit yang mulai diderita para pengungsi pasca banjir dan meluapnya air Danau Sentani.
“Penyakit yang banyak diderita pengungsi masih Ispa dan Myelgia. Kalau malaria masih sedikit dan itu penyakit endemis biasa yang tiap hari kita temukan,” katanya.
Sementara Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Papua, Kombes Pol. dr. Ramon Amiman, menjelaskan bila sangat mungkin para pengungsi terserang penyakit malaria.
Namun ia menilai dengan kondisi saat ini kecendrungan korban yang terjangkit adalah mereka yang sebelumnya sudah pernah terkena malaria.
“Kalau (malaria) tropica dia harus tergigit nyamuk baru, tapi kalau terciana itu mereka yang sudah pernah kena dan dengan kondisi stamina menurun, ya mudah terjangkit,” terangnya.
Untuk terhindar dari penyakit malaria, para pengungsi diminta bisa menjaga kebugaran tubuh dan merelaksasi pikiran. (Redaksi Topik)