Lama Menghilang, Ini Komentar Bupati Nduga Terkait Kasus Mbua Berdarah

oleh -93 Dilihat
Bupati Kabupaten Nduga, Yarius Gwijangge /istimewa

Jayapura, Topikpapua.com, – Setelah lama menghilang paska tragedi Mbua berdarah yang menewaskan 17 orang pekerja jalan trans papua pada awal bulan desember tahun 2018 lalu, bupati kabupaten Nduga, Yarius Gwijangge akhirnya angkat bicara.

Kepada wartawan, selasa ( 01/01/19) Bupati Yarius meminta maaf kepada sejumlah pihak atas tragedi pembantaian para pekerja jalan trans papua tersebut.

“ saya atas nama pemerintah kabupaten Nduga turut berduka cita dan meminta maaf kepada seluruh keluarga korban atas peristiwa yang terjadi pada awal bulan desember tahun lalu, saya mengutuk keras tindakan biadab yang di lakukan oleh mereka (KKSB-red), apa yang mereka buat itu bukan tindakan manusiawi, mereka lebih kejam dari binatang, “ ungkap Yarius.

Bupati dua periode itu juga berharap aparat TNI-Polri terus memburu dan menangkap KKSB pimpinan Egianus Kogoya, namun demikian Bupati Yarius meminta dalam upaya penegakan hukum aparat agar tidak menakut nakuti warga Nduga.

“ Silahkan aparat melakukan penegakan hukum terhadap kelompok itu, karena negara kita adalah negara hukum, dan tugas TNI Polri ialah sebagai pelindung. Tapi yang saya mau minta jangan sampai masyarakat terganggu, “jelas Bupati.

Selain kepada keluarga korban, Bupati juga meminta maaf kepada pihak TNI-Polri atas pernyataan wakil nya beberapa waktu lalu yang meminta TNI-Polri di Tarik dari Nduga.

“ Saya sangat menyayangkan pernyataan wakil Bupati, secara pribadi saya  menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada TNI-Polri termaksud Bapak Kapolda dan Pangdam Kodam XVII Cenderawasih, “ kata Bupati.

Ia menerangkan apa yang disampaikan Wakil Bupati merupakan hal keliru, dimana keberadaan TNI-Polri di Kabupaten Nduga, tidak lain untuk menjalankan tugas Negara dan sebagai pelindung rakyat.

“Saya tidak pernah membatasi atau melarang TNI Polri masuk di wilayah Nduga. Itu tugas mereka untuk penegakan hukum. Karena Nduga merupakan bingkai kesatuan NKRI,” jelasnya.

Selain kepada keluarga korban dan TNI-Polri, Bupati Yarius juga menyampaikan permintaan maaf nya kepada Gubernur Papua, Lukas Enembe karena sebagai pemimpin daerah dirinya tidak berada di tempat saat peristiwa Mbua berdarah terjadi.

“ Saat peristiwa itu terjadi saya lagi berada di Australia, lagi ada urusan keluarga, sehingga saya minta maaf kepada Gubernur Papua yang harus ikut bertanggujung jawab atas peristiwa tersebut. Saya adalah Bupati dan itu tanggung jawab saya bukan tanggung jawab Gubernur, “ Pungkas nya.

Tragedi Mbua berdarah sendiri terjadi pada tanggal 2 Desember tahun 2018. Sebanyak 17 pekerja jalan trans papua di bantai dengan sadis oleh KKSB pimpinan Egianus Kogoya, selain menewaskan para pekerja PT Istaka Karya, peristiwa tersebut juga menewaskan satu prajurit TNI dan satu pegawai PUPR.

Hingga kini di laporkan empat pekerja PT Istaka karya masih hilang, aparat gabungan TNI-Polri masih terus mencari 4 korban hilang dan terus memburu pelaku pembunuhan. (Redaksi Topik)

No More Posts Available.

No more pages to load.