Mimika, Topikpapua.com, – Daerah pegunungan cartenz di Mimika, ternyata tidak hanya terkenal dengan salju abadi nya saja, kini nama cartenz juga di kenal oleh penikmat kopi di dunia sebagai salah satu daerah penghasil kopi terbaik di dunia.
Amungme Gold, bagi para ‘pemburu biji kopi’ nama ini mungkin sudah sangat familiar karena rasa dan aroma kopi ini bisa di adu dengan kopi-kopi dari belahan dunia lain.
Di tanam pada ketinggian 3000 mdpl, membuat kopi berjenis Arabica ini memiliki ciri khas tersendiri, “ cita rasa kopi amungme ini strukturnya full-body dan sedikit asam rasanya. kopi ini memiliki aroma rasa yang sangat berbeda dengan rasa mocha dengan after-taste (rasa yang tertinggal). Bagi siapapun yang mencoba pasti ketagihan, “ ungkap Senior liaison officer coffee plantation, Hery Aibekob kepada redaksi Topik saat berkunung ke tempat pengelolaan kopi amungme gold di kota Timika.
Menurut Heri, awal nya pada tahun 1999 melalui dukungan PT Freeport Indonesia lewat program Highland Agriculture Development (HAD) di budidayakan tanaman kopi di empat kampung, yakni kampung Oroanop, kampung Tsinga, kampung Hoea dan kampung Banti.
“ Total ada sekitar 27 Hertar lahan yang di tanami oleh kopi dan di kelola oleh 92 petani lokal” jelas nya.
Nama Amungme Gold sendiri berasal dari nama suku dari ke empat kampung tempat di budidayakan nya kopi ini. “ jadi ke empat kampung itu berada di daerah pegunungan Nawangkawi, yang letak nya bersebelahan dengan puncak cartenz” tambah Heri.
Dikisahkan heri, bahwa Masyarakat suku Amungme yg mendiami area sekitar pertambangan PTFI, dulunya hanya mengandalkan berburu dan berkebun di hutan sebagai mata pencarian mereka. Di awal tahun 1998 masyarakat lalu di kenalkan dengan budidaya tanaman kopi jenis Arabica.
“ yang memperkenalkan budidaya kopi kepada masyarakat adalah seorang Doctor – anthropology asal amerika yaitu doktor Carolyn Cook, “ jelasnya.
Hingga saat ini perkebunan dan hasil panen kopi amungme terus di kembangkan oleh SLD (Social Local Development) yang merupakan salah satu departement yg mengembangkan program CSR PT Freeport Indonesia.
“ jadi SLD lewat CSR PT.FI juga bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Kabupaten Mimika yang bergerak dibidang pertanian dataran tinggi guna membantu ekonomi masyarakat yang bermukim di sekitar area kontrak karya pertambangan PTFI, “ tambah Heri yang juga adalah lulusan Universitas Unipa, Manokwari.
Hasil dari program pertanian dataran tinggi yaitu komoditi tanaman perkebunan (kopi) yang selanjutnya diproduksi menjadi sebuah produk kopi yang diberi merek Kopi Amungme Gold yang menjadi produk unggulan suku Amungme dan dipasarkan ke publik atau melalui pembinaan dari Departemen SLD PTFI.
“ Untuk budidaya sampai pasca panen langsung di kerjakan oleh petani lokal, yang mana budidaya sampai proses pasca panen atau gabah kering di lakukan di lokasi perkampungan sedangkan untuk proses pengeringan sampai dengan packing di lakukan di kota timika oleh petani kopi yg di dampingi oleh Tim SLD, “ tambah nya.
Satu hal yang menarik dari budidaya kopi amungme gold ini adalah saat panen tiba, bila di daerah lainnya hasil panen akan di muat dengan truk atau mobil pick up, di areal perkebunan kopi amungme, panen di lakukan dengan helicopter.
“ Kalau bicara harga mungkin masih banyak kopi yang lebih mahal dari pada amungme gold, namun disini mungkin hanya ada di perkebunan ini, hasil panen di angkut dengan helicopter” jelas Heri yang menambahkan bila belum ada transportasi darat untuk memuat hasil panen.
Bagi anda penikmat kopi, jangan sampai ketinggalan untuk merasakan nikmat nya kopi yang satu ini, bila anda ingin membeli nya, Kopi Amungme dijual dalam kemasan 250 gram dengan harga mulai dari Rp 100.000 – Rp.200.000. dan di kemas dalam bentuk gilingan kadar, halus dan biji sangrai.
Berbeda dengan jenis kopi lainnya yang bisa anda dapatkan di supermarket di kota anda, khusus untuk kopi amungme masih terbatas untuk di dapatkan, namun apabila anda atau kenalan anda mengunjungi kota timika bisa di mendapatkan nya di Airport moses kilangi – timika atau anda bisa langsung pergi ke tempat prossesing kopi amungme yang berjarak kurang lebih 700 meter dari Airport Moses Kilangin, Timika. (Nug)