Jayapura, Topikpapua.com, – Setelah resmi di lantik oleh Gubernur Lukas Enembe sebagai Wakil Bupati Kabupaten Keerom, Pieter Gusbager, S.Hut mengaku akan menangkap peluang besar dari pemerintah pusat untuk di terapkan di Kabupaten Keerom. Salah satunya rencana pembukaan lahan seluas 100 hektar untuk perkebunan tebu.
Kepada wartawan usai mengelar acara syukuran di salah satu hotel di jayapura, Selasa (30/07/19) malam, Pieter mengatakan, keistimewaan Kabupaten Keerom yang terletak di daerah perbatasan berpeluang besar mendapatkan investasi dibidang perkebunan. Untuk hal ini, kata Pieter, ia telah mendapat dukungan dari pemerintah pusat dengan anggaran cukup besar.
“Dalam 4 bulan ini kita dapat mengivestasi perkebunan dengan anggaran cukup besar. saya akan kerja keras persiapan lahan, untuk menjawab perekonomian masyarakat Keerom,” kata Pieter.
Lanjut Wabub Pieter, lahan 100 hektar tersebut akan digunakan untuk perkebunan tebu, agar investasi tersebut dapat berjalan baik, maka pemerintah daerah harus memastikan wilayah stabil secara keamanan. “Saya selaku pemerintah daerah harus memastikan itu sehingga pemerintah pusat tak ragu memberikan dukungan yang besar keapda Keerom,” katanya.
Ia sendiri belum dapat memberi penjelasan terperinci terkait rencana investasi perkebunan itu, yang pasti pihaknya akan melakukan diskusi lebih lanjut terkait lahan serta lokasi yang akan di gunakan nantinya.
“Kita akan melakukan diskusi lebih lanjut untuk lahan perkebunan nantinya, yang pastinya tidak menggunakan lahan hutan, tapi lebih kepada bekas lahan sawit yang tidak produktif dan lahan tidur ataupun lahan-lahan yang belum di garap. Apalagi untuk komunitas tebu kan tidak menggunakan lahan besar seperti sawit,” katanya.
Wabup Pastikan Tidak Ada Kelompok Radikal di Keerom
Wakil Bupati Kabupaten Keerom, Pieter Gubager, S.Hut memastikan akan galang semua komponen dan elemen masyarakat di Keerom untuk menjaga kemanan dan ketertiban di Keerom terkhususnya isu radikalisme. Hal ini menyusul pesan Gubernur Papua, Lukas Enembe terhadap pemerintah Kabupaten Keerom agar mengantisipasi adanya kelompok radikal yang berkedok agama masuk di Kabupaten yang berbatasan langsung dengan PNG tersebut.
Menurut Pieter, pemerintah tentunya akan intens berkoordinasi pihak-pihaknya berkompeten untuk memastikan tidak ada pengaruh baru yang akan mengoyak kerukunan antar umat beragama yang selama ini sudah berjalan baik di Kabupaten Keerom.
“ Kita sudah damai dan rukun, itu yang kita jaga. Jangan lagi ada pengaruh baru masuk dan mengatas namakan agama, karena tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan, radikalisme ataupun yang bertentangan dengan ajaran agama itu sendiri,” kata Pieter.
Lanjutnta, Ia bersama Bupati akan berkoordinasi untuk memastikan, bahwa oknum yang selama disebut-sebut sebagai orang yang terlibat untuk tidak lagi berada di Kabupaten Keerom.
“Ya kita di Keerom sudah damai, kalau datang hanya untuk perpecahan kan kasihan,” kata Pieter yang juga mengaku bahwa memang ada juga yang tidak termasuk dalam kelompok tersebut namun di cap sebagai radikal.
Namun dengan catatan, jikapun oknum yang dituding bukanlah radikal, maka diharapkan menjadi warga negara yang baik. Sebab Kabupaten Keerom menerima warga atau masyarakat yang memiliki niat baik untuk membangun Keerom. “Kalau datang untuk niat jahat lebih baik cari tempat lain,” katanya.
Semua yang ada di Kabupaten Keerom adalah masyarakat cinta damai. Meski diakui dengan adanya perkembangan globalisasi dimana semua hal bisa saja beredar, demikian juga radikalisme. “ Sehingga untuk hal-hal seperti ini tidak hanya dari pemerintah saja, namun masyarakat serta pihak-pihak berkompeten untuk mari bersama menjaga kabupaten Keerom agar tetap aman,” Pungkas Pieter. (Mtp)