Jayapura, Topikpapua.com, – Kepala Perum Bulog Divre Papua dan Papua Barat, Khozin mengatakan, kondisi ketersediaan (stok) beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah Papua dan Papua Barat mencukupi hingga 4 bulan ke depan.
Hal itu disampaikan Khozin lantaran stok yang ada saat ini gudang beras milik Perum Bulog Divre Papua dan Papua Barat masih 30.000 ton, dan akan masuk lagi dari wilayah Sulawesi Selatan sebanyak 34.000 ton.
“Total ada 64.000 ton ketersediaan beras termasuk yang didatangkan dari Sulawesi Selatan, kalau kebutuhan Bansos Rastra sampai bulan April dan kebutuhan PNS otonom kurang lebih 12.000-13.000 ton dengan stok 64.000, jumlah ini cukup untuk memenuhi permintaan tersebut, “kata Khozin, kepada Redaksi Topik, Kamis (21/02/19).
Pihaknya memastikan ketersediaan beras akan bertambah lantaran di Kabupaten Merauke akan memasuki masa panen pada bulan April mendatang. Tahun 2018, pengadaan dari Kabupaten Merauke mencapai 30.000 ton.
Terkait pengadaan beras dari daerah selain Kabupaten Merauke, Kepala Bidang Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Divre Papua dan Papua Barat, Ibrahim Wairoy mengatakan, pihaknya fokus pengadaan beras dari daerah yang bisa diserap lantaran berkaitan dengan harga dan kualitas.
“Yang masuk dalam standar Perum Bulog untuk bisa pengadaan itu daerah Merauke, Nabire dan Manokwari lantaran jumlahnya signifikan, harga dan kualitas juga sesuai dengan standar Perum Bulog, “imbuh Ibrahim.
Ibrahim menambahkan, Perum Bulog dalam melakukan pembelian beras untuk penugasan untuk Public Service Obligation (PSO) sampai saat ini belum ada pengganti Instruksi Presiden (Inpres). Perum Bulog, kata Ibrahim, masih menggunakan Inpres Nomor 5 Tahun 2015.
“Di Inpres itu harga beli beras Rp 7.300 per kilogram, lalu ada penambahan fleksibilitas biaya dari subsidi 10 persen sehingga harga beli beras untuk PSO Rp 8.030 per kilogram sampai di dalam tumpukan gudang, “ucap Ibrahim.
Realisasi OPCBP
Operasi Pasar Cadangan Beras Pemerintah (OPCBP) yang telah digelontorkan Perum Bulog sejak tahun 2016 bertujuan menstabilkan harga beras di pasaran.
Ibrahim mengatakan, untuk wilayah Papua dan Papua Barat, Januari sampai 20 Februari 2019 realisasi telah mencapai 2.073 ton, masing-masing 1.285 ton di Papua dan 788 ton di Papua Barat.
Realisasi tersebut belum mencapai target per hari 70 ton, namun Ibrahim mengaku tak khawatir lantaran OPCBP bertujuan untuk menstabilkan harga beras. (Ria)