Jayapura, Topikpapua.com, – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia mengadakan, Outdoor Classroom Day (OCD) atau Belajar di Luar Kelas yang merupakan hari untuk menginspirasi pembelajaran di luar kelas.
Di kota Jayapura, Papua giat OCD di gelar di beberapa sekolah. Menurut Asisten Deputy Pemenuh hak anak atas pendidikan, kreatifitas dan budaya Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Elvi Endrani, giat OCD ini merupakan Kampanye Global untuk menginspirasi aktivitas belajar dan bermain di luar kelas.
“ Giat ini serentak diselenggarakan pada tanggal 1 November 2018 di seluruh Dunia oleh 128 Negara, jutaan anak dari ribuan sekolah turut mengambil bagian dalam kampanye ini, “ jelas Elvi.
Di tambahkan nya bila bermain merupakan salah satu hak anak, yang mampu mengajarkan keterampilan penting dalam kehidupan seperti daya tahan, kerja sama, dan kreativitas.
“Indonesia sendiri merespon baik kampanye global tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat terwujudnya Sekolah Ramah Anak (SRA). Belajar di luar kelas ini dilakukan di Indonesia secara serentak pada 1 November ini selama 3 jam (jam 7-10 waktu setempat),”Jelas Elvi.
Belajar di luar kelas dilakukan dengan mengintegrasikannya ke dalam proses pembelajaran dengan mengusung berbagai tema, di antaranya : climate change (adaptasi perubahan iklim), perilaku hidup bersih dan sehat, sarapan sehat setiap hari, pendidikan karakter, cinta tanah air, serta pelestarian permainan tradisional.
Kegiatan tersebut juga terselenggara atas kerjasama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama. Belajar di luar kelas ini juga terselenggara dengan dukungan pemerintah daerah, di enam kota di antaranya, Tangerang Selatan, Bukittinggi, Balikpapan, Manado, Ambon dan Jayapura.
“Dengan cara belajar di luar kelas ini, diharapkan mampu meningkatkan kesehatan anak, melibatkan anak dalam pembelajaran, mengajak anak turut melestarikan permainan tradisional, serta mendorong keterikatan anak dengan alam. Lewat kegiatan ini juga kita harapkan bisa memasukannya dalam rencana kegiatan di semua sekolah-sekolah (RKS),” pungkasnya. (Nug)