7 Fakta Menarik Kemenangan Pasangan Mari-Yo di Pilkada Papua
- account_circle topik papua
- calendar_month Sab, 11 Okt 2025
- visibility 490
- comment 0 komentar

Jayapura, Topikpapua.com,- Mathius D Fakhiri dan Aryoko Rumaropen resmi dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua Periode 2025-2030 oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, Rabu 8 Oktober 2025 di Istana Negara.
Pelantikan pasangan Mariyo sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua ini menjadi puncak dari rivalitas ketat yang terjadi dalam Pilkada Papua selama kurang lebih Satu Tahun enam bulan.
Dimulai sejak Kamis 29 Agustus 2024 saat pendaftaran calon Gubernur dan Wakil Gubernur di buka oleh KPU Provinsi Papua dan berakhir pada Sabtu, 20 September 2025 saat KPU Provinsi Papua secara resmi menetapkan pasangan Mari-Yo sebagai pemenang dalam PSU tahun 2025, paska putusan MK yang menolak semua gugatan Paslon BTM-CK.
Berdasarkan data rekapitulasi perhitungan suara dari 9 Kabupaten/Kota di Provinsi Papua yang telah disahkan dan ditetapkan pada Rapat pleno Penetapan Hasil perhitungan suara PSU Papua, KPU Provinsi Papua pada hari Sabtu 20 September 2025, Pasangan Mariyo dinyatakan sebagai pemenang dengan perolehan 259.817 suara (50,40 %) dan pasangan BTM-CK memperoleh 255.683 suara (49,60%) atau selisih 4,134 suara (0,80%).
Ada beberapa fakta menarik yang berhasil dirangkum oleh tim Redaksi Topik atas Kemenangan pasangan Mariyo pada PSU Papua. Berikut Tujuh Fakta Menarik tersebut:
1. Calon Gubernur Papua Pertama yang berlatar Belakang Jenderal Polisi
Sejak Pemilihan kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat (2006), baru kali ini calon Gubernur yang maju berlatar belakang Jenderal Polisi.
Mathius D Fakhiri merupakan Kapolda Papua Periode 2021-2024 dan mengundurkan diri dari kepolisian negara Republik Indonesia pada tanggal 23 Agustus 2024. Fakhiri mengundurkan diri dari kepolisian dengan pangkat terakhir Komisaris Jenderal Polisi (bintang tiga) dengan jabatan terakhir sebagai Analis Kebijakan Utama Bidang Brigade Mobil Korbrimob Polri.
Latar belakang sebagai Mantan Kapolda Papua membuat banyak warga di provinsi Papua yang menaruh harapan kepada sosok jenderal bintang tiga ini mampu memberikan rasa aman kepada mereka jika menjabat sebagai Gubernur Provinsi Papua. Fakta inilah yang kemudian membuat banyak warga Papua menaruh pilihan nya kepada Pasangan Mariyo.
” Yang kita butuhkan saat ini adalah rasa aman, karena kalau aman kita bisa menjalankan aktifitas dengan tenang, baik sebagai pekerja kantoran, pedagang atau pekerjaan lainnya. Apalagi saat ini sektor jasa dan pariwisata mulai bangkit di Papua, kedua sektor itu membutuhkan investor, tapi investor berani masuk Papua kalau merasa aman. Ini yang kita butuhkan bagi Papua, yaitu rasa aman,” ungkap Edi, seorang pengusaha muda di kota Jayapura.
” Kalau saya sih siapa saja yang terpilih sebagai Gubernur tidak masalah, yang penting sosok itu mampu memberikan rasa aman bagi kami warga di Papua, Karena itu tadi kita bisa berjualan hingga tengah malam kalau situasi aman, kalau tidak aman pasti berpengaruh pada omset kita,” ujar Putri salah satu penjual nasi kuning yang menjajakan jualannya di daerah Kotaraja.
2. Calon Gubernur OAP Pertama yang Beragama Islam
Dalam sejarah pemilihan Cagub di Provinsi Papua, baru kali ini ada calon Gubernur OAP yang memeluk agama Islam, Hal ini menjadi suatu keuntungan tersendiri bagi Mathius Fakhiri dalam mendulang dukungan dari masyarakat pendatang, khususnya yang beragama Islam.
Menurut data Kementerian Agama per tanggal 31 Desember 2024, porsi penduduk beragama Islam di provinsi Papua mencapai 29,1 persen atau 318,63 ribu jiwa dari total penduduk Provinsi Papua yang berjumlah 1,09 juta jiwa.
Bila dilihat dari alasan memilih karena agama, Pasangan Mariyo bukan hanya mendulang suara dari umat muslim yang ada di provinsi Papua, namun juga dari umat kristiani, mengingat calon Wagub (Aryoko Rumaropen) pemeluk agama Kristen.
Selain itu Walau saat ini memeluk agama Islam, namun latar belakang Mathius Fakhiri berasal dari keluarga besar Katolik (Ayah) dan Kristen Protestan (Ibu), hal ini tentu nya cukup berpengaruh terhadap perolehan suara dari pasangan Mariyo.
” Pasti sih berpengaruh, karena ini masalah keyakinan, kita pemilih pasti lebih cenderung memilih pemimpin yang seagama dengan kita, ya walaupun tidak semua orang begitu, tapi kalau saya pribadi ya seperti itu,” kata ibu Fatimah, warga kota Jayapura.
” Saya suka dengan kombinasi pasangan Mari-Yo, calon gubernur nya Muslim dan Wakil nya Kristen, ini tentunya menjadi keuntungan tersendiri, karena bisa meraup suara dari saudara saudara kita yang muslim dan juga yang kristen,” ujar Nikef warga kampung Kayu batu.
3. Menggunakan Metode Kampanye yang Santun dan Bermartabat
Dalam setiap orasi politik yang disampaikan Pasangan Mariyo selama masa kampanye, kedua kandidat selalu menggunakan metode kampanye yang santun, baik saat berorasi maupun saat melakukan aksi blusukan.
Pendekatan kepada masyarakat kecil dengan gaya turun langsung ke pasar, menyapa warga di lorong -lorong sampai di kampung hingga memborong dagangan UMKM warga menjadi salah satu senjata pasangan Mariyo dalam menarik simpati pemilih.
Saat berorasi, kedua kandidat selalu menyuarakan perdamaian, menentang usulan pembatasan wilayah adat dalam pilkada, Hingga mengajak semua warga untuk menjaga toleransi beragama dan menghargai keberagaman.
Metode kampanye inilah yang kemudian membuat banyak pemilih akhirnya menjatuhkan pilihan kepada pasangan Mariyo.
” Kalau dengar bapak MDF kampanye baik langsung maupun dari media sosial itu macam hati sejuk ka, beliau selalu menyampaikan pesan damai, selalu minta pendukungnya untuk memaafkan pihak sebelah, mengajak untuk jaga toleransi, jangan mengotak ngotakan suku dan agama, itu yang kami butuh. Pemimpin yang mempersatukan bukan memecah belah,” ungkap Edison warga angkasa.
4. Dari yang Tak dikenal Menjadi Idola Rakyat
Bila diukur dari nama besar kedua pasangan Cagub dan Cawagub yang bertarung pada Pilkada Provinsi Papua, nama Mathius Fakhiri dan Aryoko Rumaropen mungkin tak setenar rival mereka, Benhur Tomi Mano (BTM) dan Constan Karma (CK).
Jauh sebelum Pilkada Papua, nama BTM sudah menghiasi ranah media konvensional maupun media Sosial. pernah menjabat sebagai Walikota Jayapura selama dua periode dan ketua umum Tim Persipura Jayapura membuat nama BTM dikenal diseluruh pelosok Tanah Papua, belum lagi wakil nya, Bapak Constan Karma yang pernah menjabat sebagai Sekda Provinsi Papua, wakil gubernur Provinsi Papua hingga PJ Gubernur Papua.
Sementara Mathius Fakhiri hanya dikenal sebagian warga sebagai mantan Kapolres Jayapura, mantan Dansat Brimob Polda Papua dan mantan Kapolda Papua dan Wakilnya Aryoko Rumaropen hanyalah seorang birokrat yang selama karirnya memimpin di balik meja dan jarang tampil di muka umum.
Namun strategi menggunakan Media konvensional hingga Media Sosial membuat pasangan Mariyo bukan hanya makin dikenal, namun berubah menjadi Idola rakyat.
Selalu menampilkan gaya yang sederhana, murah senyum dan sesekali tampil “lucu” dengan kemasan yang apik di media sosial, Membuat pasangan Mariyo dikenal bukan hanya sebagai calon gubernur dan wakil gubernur tapi sudah menjadi idola di media sosial.
Banyaknya konten-konten di media Sosial yang dikerjakan secara profesional oleh tim Media pasangan Mariyo yang menyuarakan perdamaian, keberagaman dan ajakan untuk menjaga toleransi membuat pasangan Mariyo mendapat tempat di hati rakyat Papua.
” Saya pekerja kantoran dan tidak pernah sempat mengikuti kampanye pasangan Mariyo, namun saya lihat di media sosial maupun di media Konvensional bahwa pasangan Mariyo ini kalau kampanye asik dan keren. Beliau selalu tersenyum, suka becanda dan sangat dekat dengan masyarakat. Sesekali ada konten yang beliau joget, ada juga konten yang romantis dengan Mama Eva dan ini yang membuat kami suka untuk memantau media sosial beliau,” ujar Harley seorang pekerja di salah satu Bank swasta di kabupaten Jayapura.
5. Pemersatu Semua Golongan, Suku, Ras dan Agama
Mengusung visi dan misi yang merakyat, yakni; Transformasi Papua Baru yang Maju dan Harmonis serta mengedepankan jargon kampanye Papua CERAH, Cerdas, Sejahtera dan Harmoni merupakan visi dan misi yang sederhana dan mudah dicerna oleh calon pemilih.
Dari visi dan misi serta jargon yang sederhana dan merakyat itu, ada satu kata yang mendapat perhatian rakyat karena terus di suarakan pasangan Mariyo saat berkampanye yaitu kata “Harmoni”.
“Kami akan membawa Papua menuju Papua yang lebih CERAH, Papua yang Cerdas, Sejahtera dan Harmoni. Tidak boleh ada perbedaan di atas tanah Ini, mau kamu dari selatan, mau dari Utara, pegunungan atau dari mana saja boleh menjadi apa saja diatas tanah ini. Tidak boleh ada perbedaan di tanah Papua, keberagaman yang kita miliki ini adalah kekuatan kita untuk sama – sama membangun Papua,” tegas Mathius Fakhiri dalam beberapa kesempatan berkampanye di berbagai daerah di Papua.
Seruan kampanye untuk selalu menjaga perdamaian, toleransi dan menghargai keberagaman inilah yang membuat pasangan Mariyo mendapat simpati bagi sebagian warga di provinsi Papua untuk memilih pasangan Mariyo.
Ajakan positif tersebut makin menguat saat calon Gubernur BTM menyuarakan kampanye yang terkesan mengotak ngotakan rakyat Papua berdasarkan wilayah adat Tabi dan Saireri. Belum lagi pasangan BTM-CK juga menggunakan salah satu organisasi gereja sebagai motor penggerak utama untuk meraih suara rakyat Papua yang mayoritas beragama Kristen.
Hal ini justru menguntungkan pasangan Mariyo yang tampil tanpa sekat, merangkul semua golongan, suku dan agama.
6. Didukung oleh Koalisi Gemuk 16 Partai Politik
Maju pada Pilkada Papua dengan dukungan dari 16 Partai Politik membuat Pasangan Mathius Fakhiri dan Aryoko Rumaropen (Mariyo) memiliki mesin politik yang kuat, Mulai dari kampung hingga kota.
Koalisi gemuk 16 Parpol tersebut disebut Koalisi Papua Cerah. Berikut 16 Parpol pendukung pasangan Mariyo; Golkar, Gerindra, Demokrat, PKS, Nasdem, PSI, PBB, PPP, Gelora, Garuda, Perindo, PAN, Buruh, Ummat, PKB dan Hanura.
Golkar sebagai partai pemenang Pemilu 2024 bisa dikatakan sebagai partai yang paling jor joran mendukung pasangan Mariyo, Terbukti dengan diangkatnya Jacob Ingratubun (kader Golkar Papua) sebagai ketua tim pemenangan tingkat Provinsi. Selain Golkar ada partai besar lainnya seperti Gerindra yang ketua umumnya adalah Presiden RI, Prabowo Subianto.
Dukungan dari 16 Parpol ini tentunya menjadikan pasangan Mariyo kuat secara politik, dimana dalam setiap kampanye, Orasi yang ditampilkan adalah kemampuan Pasangan Mariyo untuk melobi ke tingkat Pusat untuk mendatangkan program kerja strategis untuk mempercepat pembangunan dan kesejahteraan di Provinsi Papua.
Hal tersebut dikaitkan dengan minimnya dana transfers pemerintah pusat kepada Provinsi Papua setelah Papua dimekarkan menjadi 6 Provinsi.
“Sejak Papua dipecah menjadi 4 provinsi baru, dana transfer pusat yang tadinya belasan Trilyun kini hanya Rp2,4 Trilyun. Angka tersebut sangat kurang untuk membuka keterisolasian di Papua, sangat kurang untuk meningkatkan kesehatan dan pendidikan di Papua dan sektor sektor lainnya, sehingga kita butuh dana tambahan dari pusat untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan itu hanya bisa dilakukan oleh pasangan Mariyo yang didukung oleh 16 Parpol, secara otomatis akan memiliki konektifitas dengan pemerintah pusat,” jelas Ketua Tim Koalisi Papua Cerah, Yopi Ingratubun.
7. Memiliki “Suport sistem” yang penuh Cinta dan Setia
Ada kata-kata bijak yang mengatakan “Dibalik kesuksesan seorang Pria, ada Wanita Hebat dibelakangnya” Mungkin kata bijak ini pantas di berikan kepada Mama Eva Fakhiri, istri Mathius Fakhiri yang selalu setia menemani Sang Jenderal melewati semua proses Pilkada Papua.
Mulai dari Pendaftaran di KPU, Mengikuti kampanye berkeliling di 9 Kabupaten/Kota di Provinsi Papua hingga menghadapi gugatan di Mahkamah Konstitusi, Mama Eva tak pernah meninggalkan Sang Jenderal berjalan sendiri. Dengan penuh cinta dan kesetiaan, Mama Eva selalu menemani Mathius Fakhiri melewati badai politik yang menerjang.
Tampil sederhana dalam setiap kesempatan, Mama Eva juga dikenal sangat ramah saat menyapa rakyat yang ditemui saat berkampanye ke kampung-kampung di pelosok Papua.
“Mama dia bagus, dia mau datang duduk dengan kami di pondok pinang yang kotor ini, dia cerita, dia gendong anak-anak kami, dia peluk mereka, cium mereka. Itu yang betul, mama dia istri pejabat tapi mau menyapa kami dengan kasih, mau dengar kami punya keluhan, semoga Tuhan berkati Mama dia dan Tuhan kasih kesempatan Bapak Fakhiri jadi Gubernur Papua,” ungkap Mama Maria, salah satu penjual pinang di pasar Kampung Dawai, Yapen Timur saat kampanye Mariyo digelar disana.
Selain Mama Eva, keluarga besar bapak Fakhiri juga nampak dengan setia mengikuti langkah Sang Jenderal dalam melakoni perjalanan politik menuju Papua Satu. Dalam setiap kesempatan nampak keluarga besar Mathius Fakhiri ikut serta, bukan hanya sebagai tim sukses tetapi lebih dari itu, mereka juga terus memberikan semangat tersendiri bagi Mathius Fakhiri untuk terus berjuang menebar kebaikan dalam proses politik yang dihadapinya.
Kini Provinsi Papua telah resmi memiliki Gubernur dan Wakil Gubernur Definitif periode 2025-2030. Dengan Visi dan Misi “Transformasi Papua Baru yang Maju dan Harmonis” Pasangan Mathius Fakhiri dan Aryoko Rumaropen tentunya memiliki banyak pekerjaan rumah untuk mewujudkan mimpi Membawa Papua yang lebih CERAH, Cerdas, Sejahtera dan Harmoni.
” Harapan saya mereka (Pasangan Mari-Yo) bisa meningkatkan sektor jasa dan pariwisata, karena Papua ini sudah tidak seperti dulu lagi, transfer dana dari pusat saat ini hanya 2,4 Trilyun karena sudah terbagi menjadi 6 Provinsi. Tentunya sektor jasa dan pariwisata ini bisa berkembang jika ada rasa aman bagi investor dan saya yakin dengan pengalaman mereka, pasangan Mariyo mampu mewujudkannya,” Harap Tokoh Papua, Thaha Alhamid.
” Harus ada sinergitas antara Pemerintah, Adat dan Agama. Mengapa? Karena Pemerintah yang punya uang, Adat yang punya Massa dan tanah, sedangkan agama punya umat. Kalau ketiga tungku ini mampu bekerjasama dengan baik, saya pikir kedepan Papua Cerah bisa terwujud dan saya percaya kedua hamba nya ini mampu mewujudkan nya,” ungkap Pastor Jhon Bunay.
Ada tanggung jawab besar yang diletakan dipundak kedua putra terbaik Papua ini, mulai dari sektor kesehatan, pendidikan dan infrastruktur yang memang menjadi fokus 100 hari kerja pasangan Mari-yo. Masyarakat di provinsi Papua tentunya sangat berharap Mathius Fakhiri dan Aryoko Rumaropen mampu membawa perubahan menuju Papua yang lebih CERAH, Cerdas, Sejahtera dan Harmoni. (Nugie)
- Penulis: topik papua