Kisah Dua Ibu Cerita Soal Anaknya yang Dirawat di RSUD Abepura karena Diare

oleh
Kabid Pelayanan Medik RSUD Abepura Dokter Veronika Pekey saat berada di bangsal anak perawatan pasien diare/ist

Jayapura, Topikpapua.com, – Seorang ibu tampak gelisah saat duduk di atas tempat tidur di bangsal anak Angry Bear Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura, Kota Jayapura, Selasa (15/11/2022) siang.

Ia berkali-kali menatap Jonathan, anak laki-lakinya yang berusia 1 tahun, tepat di dekapannya.

Ibu tersebut mengatakan anaknya, sudah dirawat sejak tiga hari lalu. Jonathan mengalami muntah-muntah disertai buang air besar. Karena kondisi Jonathan yang terus menurun, maka dia dibawa ke rumah sakit pada hari Minggu (12/11/2022).

“Dia (Jonathan) muntah-muntah dan buang air besar (mencret) terus menerus hingga lemas. Karena kuatir, saya dan bapaknya langsung bawa ke IGD RSUD Abepura untuk periksa,” kata ibu yang enggan menyebutkan namanya ini dengan suara berat saat dikunjungi Topikpapua.com, Selasa siang.

“Saya tidak tahu apa penyebabnya. Karena dia juga tidak makan sembarangan, kan masih kecil juga. Tapi setelah diperiksa di sini, baru saya tahu kalau anak saya kena diare,” timpal ibu yang tinggal di kawasan Waena ini.

Setelah tiga hari mendapatkan perawatan medis, menurut sang ibu, kondisi Jonathan sudah mulai membaik.

“Ya, Puji Tuhan sudah ada perubahan walaupun masih agak rewel,” terangnya disahut tangisan Jonathan.

Hal yang sama juga diakui orang tua dari pasien anak lainnya yakni Kenan (4). Sang ibu yang kerap disapa Mama Kenan ini, mengaku, ini kali pertama anak laki-lakinya itu terserang diare.

“Ini pertama kalinya anak saya kena diare,” akunya.

Padahal, menurut Mama Kenan, anaknya selalu mengonsumsi salah satu produk air mineral. Kalau pun harus minum air galon, ia selalu merebusnya kembali agar memastikan kelayakan air tersebut aman untuk dikonsumsi.

Tak hanya itu, sambung Mama Kenan, sang buah hati juga tidak pernah jajan sembarangan, dan jarang sekali main di luar rumah. Namun pada hari Sabtu (12/11/2022) pagi, Kenan mengaku sakit di bagian perut.

“Terus saya bawa ke rumah sakit, diagnosa dokter anak saya gejala maag. Tapi pas pulang dari dokter, dia langsung muntah dan BAB mencret. Dan satu hari itu lebih dari 15 kali dia mencret,” beber Mama Kenan.

Lanjutnya, kondisi Kenan tidak juga menunjukan perubahan sehingga tepat di hari Minggu, ia terpaksa melarikan sang anak ke IGD RSUD Abepura.

“Jadi hari Minggu siang selepas ibadah kami langsung bawa ke sini (RSUD Abepura) karena dia sudah parah sekali pas hari itu,” ucap Mama Kenan.

Tak hanya Kenan, menurutnya sang ibu, kakak kandung Kenan juga dirawat di rumah sakit yang sama lantaran terkena diare.

“Entahlah ini (penyakit) menular atau tidak, karena tadi pagi kan kakaknya juga masuk rumah sakit karena diare,” terangnya.

Ia pun bersyukur pasca mendapat perawatan, kondisi Kenan kini sudah mulai menunjukan perubahan.

“Saya berharap anak saya bisa lekas sembuh, begitu juga dengan pasien lainnya,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Abepura dr Veronika Pikey, mengatakan ada 41 anak yang tengah dirawat saat ini.

Dokter Vero menjelaskan, awalnya di hari Minggu pihaknya menerima pasien anak sebanyak 16 orang yang berdatangan di waktu yang hampir bersamaan.

“Keluhan mereka sama, mencret, demam dan muntah. Kemudiandi hari Senin ada penambahan pasien anak sebanyak 8 orang dan hari ini ada lagi 14 anak yang datang,” umbarnya.

“Jadi dalam tiga hari ini sudah 43 anak yang kami rawat, tapi 2 diantaranya sudah pulang sehingga kini ada 41 anak yang masih dirawat,” imbuhnya.

Menurut Dokter Vero, ia tidak bisa memberikan penjelaskan soal penyebab penyakit diare yang menyerang puluhan anak yang didominasi balita ini.

“Kami hanya menangani, kalau untuk penyebabnya nanti dari Dinkes Kota Jayapura dan Dinkes Papua yang memberitahu, karena mereka juga sudah ambil sampel pasien untuk diteliti penyebabnya,” katanya hampir 90 persen pasien yang datang berasal dari daerah yang sama.

Ia pun menganjurkan agar masyarakat menjaga kebersihan diri dan terutama kebersihan makanan.

“Makanan yang dibiarkan dalam keadaan terbuka, apalagi dalam kondisi cuaca yang tak menentu, akan mudah tersentuh oleh virus yang dibawa oleh angin,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan, jangan memakan makanan di tempat-tempat yang dekat dengan sampah atau tempat sampah, karena mudah sekali terkontaminasi dengan bakteri.

Selain menjaga kebersihan makanan, kata dia, masyarakat juga harus menjaga daya tahan tubuh, yakni dengan menjalankan pola hidup sehat, makan-minum dan istirahat yang teratur.

“Seseorang yang terkena diare, biasanya ditandai dengan feses encer, sering buang air, perut terasa mulas, bahkan bisa mengalami muntah-muntah dan demam. Jika mengalami tanda-tanda yang disebutkan di atas, jangan anggap enteng, segera memeriksakan diri ke dokter,” imbau Dokter Vero. (Alleya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.