Intan Jaya, Topikpapua.com, – Potret pendidikan di Kabupaten Intan Jaya saat ini terlihat memprihatinkan. Hal ini ditengarai dengan adanya kabar soal belasan ribu anak usia pelajar terancam mengalami drop out (DO) alias putus sekolah di wilayah tersebut.
Faktor utama pemicu ribuan anak tidak bisa melanjutkan pendidikan di jenjang SD, SMP hingga SMA itu akibat ketiadaan tenaga pendidik atau guru di wilayah setempat.
Kapolres Intan Jaya AKBP Sandi Sultan membenarkan, berdasarkan informasi yang diperolehnya, para guru telah mangkir dari tempat tugas sejak setahun lalu.
“Jadi di Kabupaten Intan Jaya itu kan ada delapan Distrik, jangankan distrik terjauh, di Sugapa sebagai ibu kota jabupaten saja, guru-guru pada pergi meninggalkan tempat tugas,”ungkapnya, Jumat (22/4/2022).
Disinggung soal peran Dinas Pendidikan setempat, Sandi pun mengaku bahwa kepala dinas dan jajarannya pun nyaris tidak pernah ada di tempat kerja.
“Ya, bukan hanya guru saja. Tapi orang dinas juga sudah pergi meninggalkan tempat tugas,” bebernya.
Menurut Sandi, Bupati Intan Jaya pernah mengeluarkan surat peringatan, sayangnya hal itu tidak juga direspon oleh para pegawai.
“Sudah pernah dikeluarkan surat edaran, namun tidak membuat para pegawai kembali berdinas. Ya, kalaupun naik berdinas, itu hanya satu sampai tiga hari kemudian pergi lagi,”cetusnya.
Alasan para guru dan pegawai Dinas Pendidikan meninggalkan tempat tugas, karena kekuatiran mereka so keamanan yang sewaktu-waktu terusik oleh keberedaan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
“Tapi saya sudah sampaika elagi aparat TNI Polri ada di Intan Jaya, kami siap memberikan jaminan keamanan 1×24 jam,” aku Sultan.
Sultan pun merasa prihatin jika kondisi seperti ini terus berlanjut, maka akan berdampak bagi pembangunan sumber daya manusia (SDM) di wilayah Intan Jaya.
Bahkan, sebagai bentuk empati, pihak TNI dan Polri terkadang turun langsung menjadi guru bagi anak-anak itu, kendati dengan ilmu ala kadarnya yang dimiliki.
“Kita semua harus peduli dengan kondisi pendidikan di Intan Jaya saat ini, agar anak-anak kita tidak menjadi korban.Ini menjadi tanggungjawab jawab kita semuanya, kami (TNI dan Polri) juga ketika ada waktu luang, kami kadang memberikan pembelajaran dasar bagi anak-anak agar mereka bisa mendapatkan ilmu sesuai dengan kemampuan yang kami berikan” tandas Sandi. (Redaksi Topik)