Jayapura, Topikpapua.com, – Perang antar suku yang melibatkan maysarakat Kabupaten Nduga dan Lanny Jaya kembali pecah di kampung Wouma, Distrik Wouma, Kabupaten Jayawijaya, Minggu (9/1/2022) sekira pukul 14.55 WIT.
Penyebab perang antar suku tersebut masih sama seperti pertikaian sehari sebelumnya (Sabtu 8 Januari 2022) yakni karena meninggalnya salah satu warga Nduga, Sibelo Gwijangge yang diduga dibunuh oleh masyarakat Lanny Jaya.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Polisi Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, perang suku dilatar belakangi meninggalnya Sibelo Gwijangge, yang mana korban diduga dibunuh oleh masyarakat Lani Jaya yang tinggal di Kampung Wesakma, Distrik Wouma.
“Meninggalnya Sibelo Gwijangge membuat keluarganya tidak menerima dan melakukan aksi balasan terhadap pihak pelaku dari masyarakat Lanny Jaya yang bermukim di Kampung Wesakma Distrik Wouma,” ujar Kamal di Jayapura, Minggu sore.
Alhasil perang antar suku itu menyebabkan 1 warga meninggal dunia, 21 orang mengalami luka-luka dan 40 honai terbakar. Kamal menjelaskan peristiwa itu berawal pada Minggu 9 Januari 2022 sekitar pukul 14.55 WIT, setelah pemakaman korban, keluarga korban bergerak dari arah Ilekma menuju Wouma melalui pinggir kali Uwe dan Walesi.
Kemudian pukul 15.10 WIT terjadi aksi saling serang menggunakan alat perang tradisional berupa panah, parang dan batu antara masyarakat Nduga dan masyarakat Lanny Jaya di sekitar kampung Wouma, Distrik Wouma.
“Tidak lama kemudian personel Polres Jayawijaya di backup oleh pers Brimob dan TNI yang dipimpin oleh Wakapolres berhasil memukul mundur kedua kelompok maysarakat (Nduga dan Lanny Jaya),” terang Kamal.
Kamal menuturkan korban yang meninggal dunia dan luka-luka, sudah dievakuasi ke RSUD Wamena untuk dilakukan pemeriksaan medis. Sedangkan untuk mengantisipasi adanya pertikaian lanjutan, pihaknya melakukan penjagaan ketat terhadap kedua kelompok masyarakat tersebut.
“Kami langsung melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat dari kedua kelompok masyarakat untuk mengimbau kepada masing-masing kelompok agar tidak mengulangi kejadian seperti saat ini, sehingga situasi kamtibmas tetap dalam keadaan yang aman dan kondusif dan akhirnya Muspida Jayawijaya bersama tokoh masyarakat dan tokoh agama kedua suku sepakat untuk menghentikan pertikaian tersebut,” tandas Kamal.
Berikut identitas korban meninggal dunia: Luok Heluka (luka-luka benda tajam di bagian tubuh). Dan korban luka-luka: Anton Hilapok (luka panah di ketiak kiri bawah), Rujon Kogoya (luka panah dada kiri) Keis Kogoya (luka panah paha kiri) Edi Kogoya (luka panah kaki kiri) Nopis Kogoya (panah kaki kanan) Nis Hiluka (luka panah kaki kanan) Nias Wenda (luka panah kaki kanan) Nas Kogoya (luka panah siku kanan) Arius Kogoya (luka panah di paha kanan) Karel Wenda (luka panah di bahu kiri) Hem Hiluka (luka panah di pipi kiri) Roni Wenda (luka panah dada kiri) Merinus Giban (luka panah di leher) Yalimo Kogoya (luka panah) Veskil Heluka (luka panah di telinga) Darius Wenda (luka panah) Manius Kogoya (luka panah didada) Tesiman Kogoya (luka panah dileher) Elimbiru (luka panah di dada) Balok Wenda (luka panah di bibir) Meki Wenda (luka Panah di paha).
Sedangkan kerugian materil: rumah dan honai di sekitar lokasi perang 40 unit, kendaraan roda empat sebanyak 2 unit, kendaraan roda dua sebanyak 10 unit. (Redaksi Topik)