Jayapura, Topikpapua.com, – Pasca kejadian bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/03/21), banyak pihak menyampaikan kecaman atas aksi terorisme tersebut.
Karena kejadian tersebut berdekatan dengan pelaksanaan Paskah, beberapa organisasi keagamaan dan Paguyuban Kemasyarakatan menyatakan akan ikut mengamankan jalannya ibadah umat kristiani pada 2 Mei 2021.
Ketua Kerukunan Masyarakat Sulawesi Selatan (KKSS) Papua, Mansur memastikan paguyubannya akan aktif dalam pengamanan ibadah paska pada 2 Mei 2021.
“Saya akan berkoordinasi dulu dengan MUI dan Kapolresta Jayapura, kalau dibolehkan KKSS akan membantu pengamanan di beberapa gereja, ini kami lakukan agar saudar kami umat kristiani bisa merasa tenang saat beribadah,” ujarnya di Jayapura, Selasa (30/03/21).
Ia pun mengutuk peristiwa pengeboman yang terjadi di Makassar. Menurut dia dalam sejarahnya tidak pernah ada konflik antar umat beragama terjadi di Sulawesi Selatan.
Mansyur yang mengungkit mengenai sejarah masuknya agama di Sulawesi Selatan menyebut bila sejak dulu para bangsawan dan raja di kampung halamannya memiliki toleransi keagamaan yang tinggi.
“Sejarah Sulawesi Selatan itu kalau kita telusuri itu agama yang pertama masuk itu Kristen Katolik, sebelum muslim masuk, itu dibawa oleh orang Portugal. Saat itu Raja Gowa memberikan tempat untuk membangun gereja, jadi secara historis orang Sulawesi Selatan itu tidak berkonflik tentang agama,” Jelasnya.

Sebelumnya, Tokoh awam Katolik Papua, drg Aloisius Giyai memastikan toleransi antarumat beragama di Papua tidak akan terpecah karena tragedi itu. Mereka akan membuktikannya saat perayaan Paskah yang jatuh pada 2 April 2021.
“Setiap acara di gereja, organisasi Islam selalu rutin ikut menjaga dan saat Paskah nanti umat muslim akan ikut menjaga kami yang beribadah,” kata Giyai.
Sementara itu, Ketua MUI Papua KH Syaiful Islam Al Payage meminta agar semua muslim di Papua menjaga keamanan serta ketertiban.
Papua, kata dia, bisa menjadi contoh bagaimana masyarakat berbeda agama dapat hidup dengan saling menghargai dan menghormati.
“Kerukunan umat beragama di Papua yang sudah terjalin sejak lama ini kami akan tetap jaga sampai kapan pun tanpa terpancing dengan isu yang terjadi di luar sana,” kata Al Payage.
Pengamanan dari kepolisian menjelang Paskah pun akan diperketat.
Sementara itu, Kabud Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal memastikan pihak keamanan akan berusaha semaksimal mungkin menjaga situasi tetap kondusif.
“Kapolda sudah menerintahkan seluruh Polres untuk melakukan pengamanan secara ekstra agar sadara-saudara kita merasa aman dan nyaman saat melaksanakan ibadah,” kata dia.
Hanya saja keamanan tidak bisa dijaga oleh aparat keamanan sendiri, seluruh komponen masyarakat harus ikut serta.
Khusus untuk mengantisipasi aksi terorisme serupa terjadi, perangkat pemerintahan ditingkatan paling bawah harus pro aktif menjaga wilayahnya masing-masing.
“Inilah yang perlu kita bangun komunikasi dengan saudara-saudara kita untuk sama-sama kita jaga Papua dengan antisipasi terhadap siapa saja yang datang, RT/RW tanyakan maksud kedatangannya, kalau melihat sesuatu yang mencurigakan segera diinformasikan kepada aparat keamanan,” kata Kamal.
(Redaksi Topik)