Sembuh dari Corona, Muklis : Kuncinya Jangan Cemas dan Selalu Bersyukur

oleh -99 Dilihat
Muklis dan beberapa pasien Coovid-19 yang sembuh di RSUD Dok II Jayapura / ist

Jayapura, Topikpapua.com, – Muklis Atal adalah satu dari 33 pasien positif Covid-19 di Papua yang berhasil berjuang dan mengalahkan ganasnya virus corona.

Kepada Redaksi Topik, Pria berusia 41 Tahun itu berbagi cerita bagaimana dirinya mengalahkan virus corona yang sempat menggerogoti paru-parunya.

“ Saya dinyatakan positif virus corona pada tanggal 7 April 2020, sejak itu saya di isolasi di ruangan khusus covid-19 di RSUD Jayapura, awalnya saya takut dan kuatir, apalagi mendengar berita di Televisi dan medis sosial banyaknya orang yang mati karena corona, “ Kata Muklis.

Namun diakui Muklis kekuatiran tersebut sirna saat dirinya memasuki ruang isolasi, bayangan negatif yang sebelumnya dipikirkan mulai hilang ketika melihat fasilitas yang ada.

“Mungkin teman-teman pikir isolasi itu kaya orang dipenjara, padahal Masya Allah Subhanallah terbalik, saya selama di RSUD Jayapura dari awal sampai akhir semua pelayanan sangat bagus dan tempat yang saya tempat sama dengan hotel berbintang, kamar mandinya itu ada bathub,” tutur Muklis.

Menurut dia, selama diisolasi ia mendapat makan tiga kali sehari, pakaian pun disediakan pihak rumah sakit, Bahkan untuk kebutuhan yang ia minta, seperti dispencer air pun dipenuhi oleh pihak rumah sakit.

Muklis mengaku sangat bersyukur atas apa yang dialaminya, karena selama menjalani masa isolasi ada pengalaman rohani yang sangat berarti untuknya. Batasan ruang gerak yang diterapkan pihak rumah sakit justru membuat Muklis tidak memikirkan hal duniawi dan fokus menjalankan ibadah.

“Yang jelas selama 13 hari saya di sana, itu betul-betul saya merasakan jati diri (terbaik) selama hidup saya. Aktifitas saya di sana hanya shalat, mengaji, dzikir dan shalat-shalat sunah yang kita tidak pernah lakukan di rumah kita sudah lakukan semua di situ, Alhamdulillah saya punya hati tenang sekali,” aku Muklis.

Bahkan ada hal menarik yang ia lakukan bersama rekannya Mustakim selama diisolasi. Karena ruangan keduanya bersebelahan, mereka seperti berlomba membaca Al-Quran hingga akhirnya khatam dalam waktu 12 hari.

“Selama hidup saya ini saya belum pernah khatamkan Al-Quran, butuh hanya 12 hari di ruangan itu. Kita sama-sama semangat, karena terpele (terhalang) oleh kaca kalau saya mengaji duluan dia (Mustakim) ikut, kalau dia duluan saya juga ikut, jadi kita ada semangat,” kata Muklis.

Karenanya, dengan pengalaman yang telah ia lewati, Muklis mengajak para pasien lainnya tidak takut melewati masa isolasi sebab momen tersebut sangat baik untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.

“Kuncinya jangan cemas, takut atau kuatir, namun terus bersyukur atas apa yang kita alami, karena dibalik sakit itu saya makin dekat dengan Sang pencipta.”Kata Muksin terbatah-batah.

Muklis mengajak seluruh masyarakat agar tidak mengucilkan orang yang terpapar corona karena virus tersebut telah terbukti bisa disembuhkan.

“Inikan pandemi, jadi kita tidak boleh menyudutkan, yang harus digaungkan adalah bahwa virus ini bukan suatu aib, ini bukan juga suatu virus yang hanya terkena pada komunitas tertentu, virus ini tidak memandang suku, ras, agama, jenis kelamin dan usia, siapa saja bisa kena,” Pesan Muklis.

Saat ini Muklis telah sembuh dan kembali bersama keluarganya, Muklis di nyatakan sembuh dari virus corona pada Minggu (19/4/2020) malam dan diperbolehkan pulang pada Senin (20/4/2020).

Muklis merupakan warga dari Kabupaten Jayapura yang dirujuk ke RSUD Jayapura dan sempat mengikuti kegiatan ijtima ulama di Gowa, Sulawesi Selatan.

“Terima kasih banyak buat para medis di RSUD Dok II yang sudah rawat saya dengan sangat baik, terima kasih buat pelayanan dan kasih sayang nya, kiranya Tuhan yang akan membalas semua kebaikan paramedis, “Tutur Muklis sambil meneteskan air matanya.

Dirut RSUD Jayapura : PelayananTerbaik untuk Pasien Covid

Sementara itu Direktur RSUD Jayapura, drg. Aloysius Giyai mengatakan bila pihaknya akan terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pasien Covid-19 selama masa Pandemi di Papua.

Sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Papua, dr Giyai mengaku telah menyulap ruangan saraf menjadi ruang isolasi bagi pasien Covid-19.

 “Tadinya ini ruang perawatan biasa (ruang saraf), kebetulan baru rehab dan ruangan itu kita lengkapi dengan televisi, AC, tehel yang bagus, dinding juga cat berminyak, sekatnya kaca bagus, jadi memang pasien merasa ruangannya luar biasa,” ujarnya.

Selain itu, untuk meningkatkan kualitas layanan, ia mengaku selalu berpesan kepada para tenaga medis untuk bersikap ramah kepada pasien karena hal tersebut bisa membantu proses penyembuhan.

“Sejak awal sudah saya sampaikan kepada seluruh dokter maupun perawat yang menangani covid ini, agar memberikan pelayanan yang baik, selalu tersenyum dan ramah, karena hati yang gembira itu adalah obat, “Tukas Giyai. (Redaksi Topik)

No More Posts Available.

No more pages to load.