Asmat, Topikpapua.com, – Guna membuka keterisolasian di negeri seribu papan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat (PUPR) RI Direktorat Bina Marga menggenjot proyek jalan beton dan jembatan gantung di kabupaten Asmat Papua.
Salah satunya proyek jembatan gantung yang mulai rampung adalah jembatan gantung yang menghubungkan kampung Suru dengan kampung Kaye di distrik Agats.
Walu belum di resmikan, namun Jembatan dengan panjang 72 meter dan lebar 1,3 meter ini sejak kamis 4 juli lalu sudah bisa di lalui oleh warga.
Menurut Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVlll Jayapura, Osman Marbun, pihaknya sejak tahun 2019 hingga tahun 2020 mendatang menargetkan Pembangunan jalan beton sepanjang 16 Km, serta pembangunan 4 buah jembatan gantung dengan panjang total 330 meter yang akan dibangun pada beberapa distrik di Kabupaten Asmat.
“ Pihak Kementerian PUPR, sejak tahun 2018 telah melakukan pembangunan fisik untuk masyarakat di asmat, hal ini agar rentang waktu dan jangkauan antar kampung dan distrik dapat dilalui dengan menyingkat jarak sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat setempat” Jelas Marbun kepada Redaksi Topik, Sabtu, (06/07/19).
Selain meninjau pembangunan jembatan gantung di kampung Suru, Rombongan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Jayapura juga meninjau dan melihat pekerjakan jalan beton yang menghubungkan Rumah Sakit Daerah Asmat yang masih di bangun secara permanen oleh Pemda Asmat.
Warga Asmat : Jembatan su Jadi, Tonk tra mandi Lumpur Lagi…
Salah satu warga di kampung kaye, ignasius mengaku sebelum adanya jembatan gantung yang menghubungkan kampung Kiye dengan Kampung Suru, masyarakat di kampung kiye harus menggunakan perahu untuk mengantar anaknya ke sekolah yang berada di kampung Suru
Selain itu untu berbelanja di kota Agats mereka terpaksa berjalan di lumpur di saat air di kali kering atau air meti, akibatnya harus bersusah payah dengan lumpur untuk dapat menyebrang ke kampung Suru hingga lanjut ke kota Agats.
” Bangun jembatan sudah bagus, kita sudah tidak menyebrang kali dengan kena lumpur kalo mau ke kota Agats kalo kali air turun harus kena lumpur baru naik perahu ”
Hal yang sama juga di akui oleh ibu Welmin, sebagai ibu rumah tangga di kampung kiye ibu Welmin mengaku dengan adanya jalan beton dan jembatan menuju kampung Suru, dirinya tidak perlu lagi menyewa ojek perahu.
“ Sebelum ada jembatan ini kami kalau mau belanja ke Agats harus sewa perahu ojek, tapi sekarang tinggal menyebrang saja dan bisa pakai motor listrik, “ Ungkap Ibu Welmin.
Selain memperlancar jalur transortasi dari di kampung Kiye menuju kampung Suru, keberadaan jembatan gantung ini juga menjadi salah satu icon baru di kabupaten Asmat, Pasalnya Jembatan gantung ini adalah yang pertama kali di bangun di Asmat.( Redaksi Topik)