Manokwari, Topikpapua.com, – Jalan trans yang menghubungi kabupaten Manokwari selatan dengan Teluk bintuni rusak parah. Lumpur merendam puluhan mobil, akibatnya para penumpang harus rela menginap di jalan bahkan hingga tiga hari lamanya.
“ iya ini saja kami baru tiba, karena sudah tiga hari tejebak di jalan, bekal makanan kami sempat menipis, bagaimana mau jalan pak kalau lumpur nya saja dalam sampai pinggang, “ Ungkap Kama Mustafa, salah satu sopir angkot jalan trans rute teluk bintuni – manokwari, Rabu (19/06/19).
Kepada Redaksi Topik Kama mengaku kondisi seperti ini sering terjadi saat musim hujan, “ ya kalau hujan begini sudah kondisi jalan nya.., tapi mau tidak mau kita harus lewat, karena jalan kan cuma ini saja, “ beber Kama.
Kama pun berharap agar pemerintah daerah setempat bisa segera memperbaiki jalan tersebut, “ ya kami minta pemerintah segera bisa aspal jalan ini, agar kami juga bisa antar penumpang dengan nyaman dan waktu juga tidak terbuang di jalan, “ Pintahnya.
Diakui Kama bila banyak penumpang yang sakit bahkan ada pula yang sampai pingsan akibat kelelahan berjalan kaki untuk mencari tempat berlindung sementara sambil menunggu jalan kembali bisa di lewati kendaraan.
“ kemaren itu bahkan ada yang pingsan.., kalau kami kan sudah biasa pak.., tapi kasihan kalau ada penumpang ibu-ibu atau anak-anak, “ jelas Kama.
Rusak nya jalan trans papua ini juga menyebabkan banyak pedagang yang mengaku merugi. Faizal misalnya, pedagang kelontongan ini mengaku banyak barang dagangan nya yang terlambat sampai di bintuni karena tertahan di jalan.
“ kita ini kan pedagang pak.., jadi kalau barang sudah kosong harus segera di isi, nah kalau lambat begini bagaimana pak..? kios sudah kosong di sana barang semua tertahan di jalan pak…, “ ungkap Faizal.
Walau demikian Faizal mengaku tak punya pilihan lain selain tetap memakai jasa angkutan darat, pasalnya bila memakai jasa pesawat udara, harga yang harus di bayarkan jauh lebih mahal.
“ ya mau bagaimana lagi pak.., mau tidak mau kita tetap pilih jalan darat untuk bawa dagangan ke bintuni, soalnya kalau harus pake pesawat mahal sekali ongkosnya, nanti kita mau jual berapa disana, kalau ongkos angkutnya saja sudah mahal, “ beber Faizal. (Ed/RT)