Sentani, Topikpapua.com, – Masa tanggap darurat bencana Banjir Bandang dan Longsor Sentani, Kabupaten Jayapura secara resmi ditutup, Jumat (29/3/2019) malam.
Hal ini didasari hasil keputusan rapat bersama antara pihak provinsi Papua, Kabupaten Jayapura, Basarnas, BNPB dan TNI/Polri pada Kamis (28/3/2019) malam. Usai masa tanggap darurat ini ditutup, maka selanjutnya masuk dalam masa transisi darurat atau pemulihan terhadap sejumlah kondisi yang terjadi pasca musibah banjir bandang dan longsor.
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, mengaku setelah 14 hari masa tanggap darurat, malam ini, Jumat (29/03) status penanganan bencana banjir bandang jayapura resmi berubah status menjadi transisi darurat.
“ Malam ini kita sudah masuk di hari ke 14 sejak status masa tanggap darurat di putuskan, dan mulai malam ini status penanganan bencana banjir bandang di jayapura berubah menjadi masa transisi darurat, “ ungkap Bupati Mathius di posko penanganan bencana banjir, sentani, Jumat (29/03/19) malam.
Dijelaskan Bupati Mathius bila penentuan masa tanggap darurat ke masa transisi tidak dipustuskan secara sepihak olehnya. Tetapi, diputuskan oleh berbagai pihak seeperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas Jayapura, serta para pihak lainnya.
Sementara itu terkait aktivitas di posko-posko pengungsian, Bupati Mathius menerangkan, idelanya aktivitas di posko akan dikurangi. Baik volume aktivitas posko. Tetapi, juga jumlah posko akan di kurangi, dari enam posko bisa turun hingga menjadi 3 posko.
Dijelaskan, pengurangan posko pengungsian tersebut dilakukan oleh pihaknya mengingat jumlah pengungsi mulai berkurang. Selain itu, masa tanggap darurat sudah berakhir.
“Sedangkan Posko Induk tetap akan ada, hanya intensitas aktivitasnya yang dikurangi. Serta keberadaannya juga bisa dipertimbangkan mengingat posko induk tersebut berada di kawasan perkantoran. Bisa jadi, Posko Induk akan pindah ke GOR Toware atau ke Stadion Bas Youwe (SBY). Tetapi juga bisa pindah ke tempat lain,” ungkapnya.
Bupati Mathius mengaku memasuki masa transisi, pihaknya melalui tim nantinya akan melakukan pendataan terhadap rumah-rumah warga yang rusak berat, rusak ringan akibat bencana banjir bandang. Setelah di data, seterusnya dibangunkan hunian-hunian sementara.
“ Saya berharap agar para pengungsi yang rumahnya tidak rusak parah bisa kembali dan membersihkan rumah, dan kembali beraktifitas seperti biasa, kami akan berusaha di masa transisi darurat ini untuk menyiapkan hunian sementara bagi korban banjir yang rumah nya hancur atau terseret banjir, “ Pungkas Mathius. (Irf)