Jayapura, Topikpapua.com, – Sejak Jendral Tito Karnavian menjabat sebagai Kapolda Papua (21 September 2012 – 16 Juli 2014), banyak kebijakan yang di buat untuk mensejahterakan masyarakat yang berada di wiayah paling timur Negara Kesatuan Republik Indonesia tersebut.
Bahkan saat sudah menjabat sebagai orang nomor satu di Kepolisian Negara Republik Indonesia, kecintaan Jendral Tito terhadap Papua masih terus terlihat.
Salah satu program yang paling banyak di soroti adalah ketika sang Jendral ‘Menyegarkan’ kembali konsep Program Binmas Pioneer menjadi Program Binmas Noken Polri.
Guna melanjutkan program Binmas Pioneer di Papua, Jendral Tito bahkan membentuk Satuan Tugas khusus yang di beri nama, Satgas Binmas Noken Polri.
Apa itu Binmas Noken Polri..?
Kepala Satuan Tugas Binmas Noken Polri, Kombes Eko Sudarto mengatakan, Program Binmas Noken Polri adalah satu metode soft approach Polri dalam membangun interaksi dengan masyarakat Papua lewat program-program yang menyentuh langsung dengan masyarakat, seperti beternak, bertani dan mengajar.
“ Konsepnya kami datangi masyarakat di Papua, kami tanyakan apa yang mereka ingin kembangkan di daerah mereka, potensi apa yang bisa kita kembangkan disana, kita selaraskan dengan adat mereka, lalu kita berikan pendampingan terus menerus mulai dari persiapan lahan hingga panen dan pemeliharaan, “ Jelas Kombes Eko saat menggelar FGD antar Satgas Binmas Polri dengan Pemerintah Daerah Provinsi Papua, di Jayapura, Kamis (07/02/19).
Kombes Eko mengaku masalah di Papua tidak bisa diselesaikan dengan cara penegakan hukum atau represif (hard approach) tapi perlu pendekatan soft approach (preventif dan preemtif). Tentu, pendekatan soft approach ini implementasi dari Undang-undang UU No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
“Pak Kapolri punya keinginan untuk merubah konsep penanganan masalah di Papua, dari Represif menjadi Preventif dan Preemtif. banyak kasus di Papua yang tidak selalu harus di tangani dengan Represif, karena masalah utama di Papua sebenarnya adalah masalah kesejahteraan, maka kami pilih penanganan dengan pendekatan Solf Power namun berdampak baik bagi kesejahteraan masyarakat, “ Kata nya.
Ia menilai program Binmas Pioneer yang berkembang menjadi Binmas Noken ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat Papua, dan Polri dengan daya dukung sumber daya manusia serta struktural nya bisa mewujudkan itu, karena keberadaan Polri ada hingga pos-pos polisi di wilayah terpencil daerah Papua.
Kemudian, kemampuan personel Polri juga dalam pendampingan di lokasi (co-location atau asistensi terhadap masalah-masalah masyarakat memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Papua.
“Kan salah satu tugas pokok Polri adalah sebagai pembimbing, pelindung, pengayom dan pemecah masalah (problem solver) bagi masyarakatnya,” katanya.
Mengapa di beri nama Binmas Noken Polri…?
Noken adalah tas adat orang Papua yang biasanya di pakai warga untuk mengisi apa saja, mulai dari bahan makanan, hasil kebun sampai menjadi tempat untuk anak kecil (bayi).
“Noken itu artinya menjadi sebuah sumber inspirasi, menampung keluhan, menampung aspirasi, menampung segala macam saran pendapat dari rakyat yang ditujukan kepada kepala suku,” Jelas Kombes Eko.
Namun, Eko mengatakan secara harfiah implementasinya noken ini juga dipakai oleh mama-mama Papua untuk menampung kebutuhan dengan kegiatan sehari-sehari misalnya belanja dan kegiatan perdagangan.
“Nah, diimplementasikan Polri lebih banyak mendengar permintaan, keinginan dan harapan masyarakat Papua,” tuturnya
Apa Saja yang sudah di lakukan Binmas Noken Polri di Papua…?
Sejak Bulan April Tahun 2018 Satgas Binmas Noken Polri resmi beroperasi di Papua, sebanyak Sembilan kabupaten yang sudah di jangkau dengan program-program pembinaan masyarakat.
Kesembilan Kabupaten tersebut adalah : Kabupaten Mimika, lanny jaya, Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, Yahukimo, Paniai dan Kabupaten Nabire.
Ada tiga Program utama yang sudah di jalankan Binmas Noken Polri di Sembilan Kabupaten di Papua, diantaranya Program Peternakan , Pertanian dan bidang Pendidikan.
“ Kita bangun spot – spot Peternakan Babi di beberapa kabupaten di pegunungan Papua, mengapa ternak Babi..? ya karena kita sesuaikan dengan adat istiadat masyarakat di Pegunungan Papua. Kita juga bangun spot untuk beternak lebah madu, dan Ayam Super, “ Ungkap Kombes Eko menjelaskan alasan pemilihan jenis ternak yang akan di budidayakan oleh masyarakat.
Kombes Eko mengaku sejak Binmas Noken beroperasi di Papua sudah 30 spot peternakan Babi yang di bangun di 9 Kabupaten. masing-masing spot diisi dengan 10 ekor bibit ternak Babi.
“ Rata-rata 10 ekor babi untuk satu spot, namun di Timika kita buat satu projeck percontohan spot ternak Babi dalam skala yang besar, kita berikan bibit hingga 100 ekor ternak babi dan di kelola oleh kelompok peternakan disana, dan alhamdulilah sudah beberapa kali panen, “ Jelas Kombes Eko.
Dibidang pertanian, telah di buka puluhan hertar lahan yang dulunya tak terpakai dan di sulap menjadi lahan pertanian. Salah satu kelompok tani bentukan Satgas Binmas Polri yang terbilang sukses adalah Kelompok Tani Mandiri di Distrik Waria Kelurahan Wonosari Jaya, SP 4 kabupaten Mimika.
Ketua Kelompok Tani Mandiri, Bapak Musa Onawane mengaku dari enam hektar lahan milik nya yang dulu hanya di tumbuhi pisang, kini 3 hektar telah berubah menjadi lahan pertanian yang di tanami berbagai macam jenis sayur mayur.
“ saya ingat itu.., bulan april tahun lalu, bapak-bapak polisi datang dan mengaku sebagai Satgas Binmas Noken dan mau bantu kami untuk buka lahan untuk pertanian. Saya setuju dan kita mulai kerja, “ jelas Musa mengisahkan awal mula masuk nya program binmas noken di daerah nya.
Setelah sebelas bulan berlalu Musa mengaku yang awalnya para petani binaan nya hanya mengerti cara bertanam ubi dan petatas, namun sekarang 22 angota kelompok taninya sudah mengerti cara bercocok tanam untuk berbagai macam jenis sayuran.
“ Waktu itu mereka datang dan bawa pengetahuan baru, petunjuk yang baru dan kami belajar sama-sama, kini kelompok tani Mandiri sudah bisa tanam segala jenis sayuran, seperti gambas, labu cina, labu madu, ketimun, semangka, bulat, semangka inul, kol, dan lain-lain. Kita juga sudah panen 18 kali, “ ungkap Musa.
Musa berharap program Binmas Noken ini bisa terus berlanjut, karena dampaknya sangat di rasakan oleh anggota kelompok tani nya.
“ Dulu hasil tani kami diangkut ke pasar dengan angkot, sekarang kami sudah punya kendaraan sendiri untuk angkut ke pasar, perekonomian kami juga meningkat karena hasil panen yang baik dan beragam, kami harap program Binmas Noken ini bisa terus berlanjut, “ Imbuh Musa.
Selain Kelompok Tani Mandiri di Kabupaten Mimika, Satgas Binmas Polri juga membina beberapa kelompok tani tanaman Kopi di kabupaten Jayawijaya dan Lanny Jaya.
“ Saat ini memang kita fokus untuk pertanian di dua kabupaten itu (Mimika dan Jayawijaya) karena pertimbangan akses transportasi dan keadaan topografi kabupaten, tapi kita juga sudah coba di daerah perbatasan kabupaten merauke, “ jelas Kombes Eko.
Selain bidang peternakan dan pertanian, Binmas Noken Polri juga memperhatikan bidang Pendidikan dengan di bentuk nya Program ‘Polisi Pi Ajar’ (pergi mengajar).
Berbeda dengan bidang peternakan dan pertanian yang baru menjangkau 9 kabupaten di Papua, untuk program Polisi Pi Ajar dengan memanfaatkan personil Bhabinkamtibmas di kampung-kampung, program Polisi Pi Ajar ini menjangkau hampir semua kabupaten yang ada di Papua.
Selain mengajar pelajaran dasar seperti berhitung dan membaca, untuk beberapa Kabupaten, Binmas Noken Juga menghadirkan ahli pendongeng untuk menghibur anak-anak di Papua.
“Anak-anak di Papua merupakan aset bangsa yang terabaikan, karena mereka kebanyakan merupakan korban kekerasan rumah tangga sehingga mereka punya trauma berkepanjangan. Jadi, kami mengajak anak-anak menjadi punya kenangan yang bagus dan indah dengan mendatangkan ahli-ahli bercerita (dongeng), Konsep kita belajar sambil bermain, ” Jelas Kombes Eko.
Kombes Eko juga menerangkan bila program Polisi Pi Ajar ini lebih ditujukan kepada anak – anak usia sekolah yang berada di pegunungan Papua, selain meningkakan mutu pendidikan di sana, program ini juga di harapkan dapat meningkatkan rasa cinta tanah air sejak usia dini.
“ Jika sejak usia dini anak-anak sudah di bekali dengan pengetahuan berbangsa dan tanah air, mereka akan mencintai NKRI, dan bila tumbuh dewasa, di harapkan anak-anak ini bisa ikut membantu membangun daerah nya, “ Jelas Kombes Eko.
Hambatan Apa saja Yang di Hadapi Satgas Binmas Noken Polri di Papua..??
Kasatgas Binmas Noken Polri, Kombes (Pol) Eko Rudi Sudarto mengungkapkan, ada sejumlah kendala dan hambatan dalam pelaksanaan program bidang pembinaan masyarakat Noken.
Salah satu kendala terbesar adalah masalah transportasi, mengingat kondisi demografi serta medan yang berat yang harus di lalui oleh tim untuk sampai ke lokasi.
“Saya pernah ke Kabupaten Lanny Jaya lewat jalan darat dari wamena, perjalanan nya sangat melelahkan, kami menghabiskan waktu sekitar tiga jam lamanya di atas mobil dengan medan yang cukup berat, “ kata Kombes Eko mengisahkan perjalan tim Satgas binmas menuju kabupaten lanny Jaya.
Ia menyebutkan, masyarakat di sana biasanya tinggal dalam kelompok-kelompok kecil yang hanya terdiri dari dua atau tiga kepala keluarga (KK). Selain itu, kata Eko, sumber daya manusia (SDM) dan pola pikir masyarakat Papua menjadi kendala pelaksanaan program Bimas Noken Polri.
“Kami menyadari bahwa SDM Polri dan masyarakat (Papua) belum sama. Kami beda peradaban menjadikan pemisah. Satu sisi kami ingin memberikan apa yang kami punya, tapi mereka tidak peduli, di perlukan kesabaran ekstra tinggi untuk bisa menyamakan persepsi kita ” ujar Eko.
Kendala lainnya, menurut Kombes Eko adalah masalah sinergitas antara pemerintah daerah dan stakeholder karena belum sepenuhnya mendukung program Binmas Noken Polri.
Persoalan manajemen juga menjadi kendala dalam pelaksanaan program Binmas Noken Polri. Misalnya, nilai uang di daerah pedalaman sangat tinggi sehingga pembiayaan terhadap satu kegiatan melebihi dari biaya yang dianggarkan.
“Misalnya harga satu box lebah madu, kami di sana dianggarkan 3 juta (rupiah). Setelah tahu pelaksanaannya, harga kami harus ngirim ke sana jadi satu box bisa 9 juta,” ujar Eko.
Namun, lanjut dia, Polri tidak ingin bekerja atau dianggap sebagai pahlawan sendiri sehingga diperlukan komunikasi, koordinasi dan sinergitas dengan stakeholder terkait untuk sama-sama memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Papua melalui pelatihan-pelatihan.
Karena, kata Eko, menurut Kapolri Jenderal Tito bahwa problem utama di Papua adalah masalah kesejahteraan dan kesejahteraan itu tidak tersentuh oleh program-program pemerintah. Nah, program pemerintah ini harapannya Polri bersama-sama stakeholder bersinergi membangun peradaban dalam konteks kesejahteraan.
“Saya kira mereka (instansi pemerintah) sudah punya programnya masing-masing, hanya ini menjadi menarik dijalankan oleh Polri karena Polri punya perhatian yang sama dengan pendekatan soft approach,” pungkasnya.
Perlukah Program Binmas Noken Polri di Lanjutkan…?
Program Satgas Binmas Noken Polri awalnya direncanakan hanya sampai akhir tahun, tepatnya 31 Desember 2018. Namun, penugasannya diperpanjang hingga Pemilu Serentak 2019 untuk mengawal pemilu berjalan aman.
“ Kapolri melihat program Binmas Noken Polri ini cukup berhasil di tahun 2018, sehingga kami di perintahkan untuk melanjutkan program ini hingga pertengahan tahun 2019, minimal kita bisa sama-sama kawal pemilu 2019 hingga usai, “ Kata Ka Ops Satgas Nemangkawi, Brigjen Pol Herry R Nahak saat FGD antar Satgas Binmas Polri dengan Pemerintah Daerah Provinsi Papua, di Jayapura, Kamis (07/02/19).
Diungkapkan Brigjen Nahak saat ini Program Binmas Noken memang masih
menjangkau kebanyakan daerah di pegunungan papua, namun kedepan ada pemikiran
juga untuk menjangkau daerah pesisir Papua.
“ Ada upaya pengembangan ke daerah pantai, kemungkinan untuk usaha
perikanan di daerah pesisir Papua. Program lainnya seperti Kesehatan juga akan
kita pikirkan, ya.., di sesuaikan dengan karakteristik daerah, “ Kata Brigjen
Nahak.
Brigjen Nahak menjelaskan untuk tahun 2019, selain Sembilan kabupaten yang sudah di jangkau Satgas Binmas Noken, akan ada dua Kabupaten baru yang akan di jangkau Program ini, yakni kabupaten Keerom dan Kabupaten Nduga.
“ Tahun lalu ada Sembilan kabupaten yang sudah kita jangkau, tahun ini kita tambah dua kabupaten lagi yakni, kabupaten Keerom dan Nduga, kedepan bila program ini berjalan sesuai harapan Kapolri, tidak menutup kemungkinan semua kabupaten/kota di Papua akan kita jangkau, “ terangnya.
Namun demikian, Brigjen Nahak mengaku di butuhkan sinergitas yang baik antar Satgas Binmas Noken dengan pemerintah setempat maupun dengan tokoh adat dan tokoh agama, sebab selama ini salah satu kendala lambannya progress program binmas noken di daerah karena kurang nya sinergitas tersebut.
“ Kami mau supaya Papua maju dalam hal pendidikan, pertanian, peternakan dan tentunya kesehatan, dan program Binmas Noken ini salah satu solusi untuk mewujudkan itu semua, kami punya personil sampai di pelosok papua yang siap membantu, namun kami juga butuh dukungan dari pemerintah, dan tokoh-tokoh di daerah, “ Jelas Brigjen Nahak.
Sementara Iitu, Bupati Kabupaten Puncak, Willem Wandik saat di temui Redaksi Topik belum lama ini mengaku sangat tertarik dengan program Binmas Noken Polri. Menurut Wandik, apa yang di lakukan Jendral Tito Karnavian lewat program Binmas Noken ini menyentuh langsung kepada kebutuhan masyarakat papua, khusus nya yang berada di daerah pegunungan papua.
“ Saya melihat kehadiran Binmas Noken sangat positif karena pendekatan nya sesuai dengan budaya masyarakat di papua, kami siap mendukung dan siap bekerjasama dengan Binmas Noken dengan menyiapkan program yang bisa sinergis dengan program Binmas Noken, “ Kata Wandik.
Bupati dua periode tersebut mengatakan bila di kabupaten yang di pimpin nya program peternakan dan pendidikan mungkin yang paling cocok untuk di terapkan oleh Satgas Binmas Noken, dirinya pun mengaku bila infrastruktur untuk menunjang kelancaran program Binmas Noken sudah disiapkan.
“ Pada periode pertama saya utamakan pengembangan infrastruktur, jalan, jembatan dan fasilitas umum, dan kedepan program tersebut akan terus saya lanjutkan, sehingga bila Program Binmas Noken masuk fasilitas pendukungnya sudah siap, “ Pungkas Willem Wandik. (Redaksi Topik)