Jakarta, Topikpapua.com, – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Nampak nya tak main-main dalam menyeriusi penyelenggaraan Pekan Olah Raga Nasional ke dua puluh (PON XX) yang akan di gelar di Papua pada tahun 2020 mendatang.
Sebanyak 45 tenaga dokter spesialis di siapkan Dinkes Provinsi Papua yang akan memimpin tim kesehatan disetiap venue pertandingan yang tersebar pada 5 kluster PON Papua, yakni di Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Mimika dan Kabupaten Merauke Serta 4 kabupaten peyangga yakni Kabupaten Keerom, Kabupaten Supiori, Kabupaten Kepulauan Yapen dan Kabupaten Tolikara.
“ dokter-dokter spesialis tersebut antara lain dokter spesialis hiperbarik dan penyelaman yang nantinya bertugas di Cabang Olahraga (Cabor) Selam Laut dan Selam Kolam, Dokter Traumatik, Dokter Spesialis Ortopedi, Dokter Spesialis Bedah Tulang, Dokter Spesialis Bedah Saraf yang bertugas di Cabor beladiri seperti Karate, Silat, Tinju, Wushu, Tarung Derajat, dan lainnya. Para dokter ini selain memiliki spesifikasi khusus sesuai kompetensi pendidikannya, mereka juga memiliki kekhususan didalam Sport Medical Center, “Jelas Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Papua, dr. Aloysius Giay M.Kes usai mendampingi Gubernur Papua bertemu Menteri Kesehatan di Kantor Kementerian Kesehatan Jakarta, Rabu (31/10/18).
Di tambahkan nya, selain menyiapkan dokter spesialis untuk cabor, Dinkes juga akan menyiapkan tim khusus untuk mengawasi keamanan pangan pada PON XX. Tim ini dipimpin dokter spesialis ahli gizi dan nutrisi ditambah dengan petugas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
“ Kami juga akan siapkan tim dokter ahli research dan dokter ahli penyakit dalam tropical (penyakit menular) guna menangani penyakit-penyakit dalam menular sekaligus mengeliminasi penyebaran bibit penyakit malaria di kabupaten-kabupaten yang masih ada endemik malaria seperti Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom dan Kabupaten Mimika, “ jelas Giay.
Lanjut Giay bila tim ini akan bekerja melakukan pencegahan preventif secara periodik. Minimum 6 bulan sebelum pelaksanaan PON daerah-dareah kluster yang termasuk endemik malaria harus terbebas dari bibit penyakit malaria. “ Awal Maret hingga April 2020 sudah bebas Malaria.” Katanya.
Alosyus juga mengaku bila pihaknya dalam waktu dekat akan mengundang kepala dinas kesehatan dan direktur rumah sakit di 5 kluster dan 4 kabupaten penyangga PON untuk menyusun bersama grand design layanan kesehatan PON XX.
“Pengalaman pada penyelenggaraan PON XIX di Jawa Barat dan Asian Games di Sumatera Selatan dijadikan studi bagi untuk menyusun grand deisgn ini, ”Pungkas nya. (admin)